Blak-blakan Jokowi Seusai Temu dengan Prabowo : 'Anak Saya Tak Ada yang Tertarik Politik'
DALAM beberapa hari belakangan beredar dokumen bertajuk Risalah Rapat Pengangkatan Menteri Pembantu Presiden Dalam Kabinet
Penulis: Hendra Gunawan
Beratnya, pertumbuhan ekonomi global terus turun, bolak-balik direvisi. Dalam kondisi seperti saat ini, semua negara memproteksi diri untuk kepentingan masing-masing.
Anda bolak-balik menyebut soal investasi terkait kondisi ekonomi nasional. Apa maksudnya?
Untuk menyelesaikan masalah ekonomi itu kuncinya ada dua, yaitu transaksi berjalan dan menyelesaikan neraca perdagangan. Dua-duanya kita dalam kondisi defisit sudah puluhan tahun.
Lha untuk menyelesaikan itu hanya ada dua cara, yaitu investasi masuk dan peningkatan ekspor sebesar-besarnya.
Penyebab defisit neraca perdagangan itu di antaranya impor bahan bakar minyak (BBM) yang masih tinggi. Bagaimana ini?
Problemnya lifting (produksi minyak mentah dan gas) belum bisa melompat, sedangkan kebutuhan makin meningkat karena kendaraan makin banyak. Kalau impornya makin banyak ya menambah makin defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan kita.
Oleh sebab itu kita berusaha menyelesaikan ini bukan hanya melalui lifting tetapi juga penerapan B20 (bio solar, campuran antara solar dan minyak sawit). Penggunaan B20 itu kan hampir 100 persen dari target, ini mau kita tingkatkan lagi.
Saya targetkan sampai akhir tahun masuk ke B30. Lha ini gedhe (besar).Kemudian untuk substitusi impor kita juga memproduksi solar. Mengurangi (impor) banyak sekali.
Avtur juga kita produksi sendiri. Baru saja, kira-kira baru sebulan. Kemudian nanti elpiji, juga mulai kita produksi, mungkin baru dua tahun. Insyaallah selesai dalam dua tiga tahun. Semua butuh waktu.
Impor petro chemical kita juga besar sekali. Mengapa masalah ini nggak selesai-selesai, karena kita tak mau bangun kilang. Sudah sekira 30 tahun kita nggak membangun. Sekarang ini dalam proses, tapi kan selesainya empat tahun, lima tahun.
Kalau punya kilang minyak, turunannya (petro chemical) itu bisa banyak banget, sehingga bisa mengurangi impor.
Apa terobosan yang akan dilakukan pada periode kedua (2019-2024) mendatang?
Reformasi birokrasi mutlak dilakukan. Sekarang ini dunia berubah cepat sehingga memerlukan fleksibilitas, butuh kecepatan.Butuh lembaga yang semakin sederhana (simpel).
Birokrasi kita ini ruwet, terlalu banyak eselon. Coba bayangkan, kita perintah ke menteri. Menteri perintah kepada direktur jenderal (dirjen). Selanjutnya dirjen kepada direktur.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.