Viral Potensi Gempa 8,8 SR dan Tsunami di Pantai Selatan Jawa, Begini Klarifikasi BMKG dan Faktanya
Viral Potensi Gempa 8,8 SR dan Tsunami di Pantai Selatan Jawa, Begini Klarifikasi BMKG dan Faktanya
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Sri Juliati
Dia pun berkata bahwa salah satu cara untuk memitigasinya adalah melalui struktur bangunan yang lebih kuat dan tahan gempa.
Selain itu, peringatan dini dan pendidikan evakuasi mengenai kesiapsiagaan bencana juga perlu diketahui oleh masyarakat.
Misalnya, cara untuk segera mengevakuasi diri dan ke mana harus pergi ketika peringatan dini diberikan, serta apa yang harus dilakukan jika kondisi gelap gulita karena tsunami menghantam pada malam hari dan memadamkan listrik.
Siaga Bencana Melalui Aplikasi
Masyarakat tidak perlu khawatir akan potensi bencana ini.
Namun, masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi tersebut.
Kajian soal ini memetakan potensi, dan bukan prediksi.
Gempa bumi tak bisa diprediksi.
Bagaimana bersikap sebagai bagian dari mengedukasi soal potensi bencana?
Dilansir Kompas.com, salah satunya bisa dilakukan dengan mempelajari soal kesiapsiagaan bencana dengan mengakses aplikasi InaRISK di laman https://inarisk.bnpb.go.id.
Aplikasi InaRISK merupakan aplikasi yang dirancang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengetahui risiko bencana yang dapat terjadi di wilayah pengguna.
Misalnya, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, letusan gunung api, tanah longsor, tsunami, dan bencana multibahaya.
Jika pengguna ingin mengetahui informasi mengenai bencana di daerahnya atau daerah sekitar, pengguna dapat mengunduh aplikasi InaRISK dari ponsel melalui situs https://inarisk.bnpb.go.id.
Selanjutnya, pengguna diminta meng-input nama wilayah, baik tingkat kabupaten maupun provinsi.
Setelah itu, pilih jenis bencana apa yang ingin diketahui indeks risikonya di daerah tersebut.
Dalam hal ini, InaRISK juga menyajikan informasi mengenai indeks bahaya, kerentanan, dan kapasitas suatu jenis bencana.
Hasil indeks risiko akan muncul dalam bentuk peta digital yang ditampilkan dalam gradasi warna yang berbeda.
Perbedaan ini sesuai dengan tinggi-rendah tingkat kajian yang diinginkan.
Jika pengguna ingin melihat detil tingkat wilayah, maka pengguna tinggal menggunakan fitur perbesar dan perkecil peta.
Selain itu, peta digital bergradasi ini berisi sejumlah informasi terkait wilayah yang dikaji.
Misalnya, jumlah kabupaten atau jumlah kecamatan yang menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam aplikasi InaRISK, ada beberapa parameter yang diukur berdasarkan tingkat kajian.
Contohnya seperti jumlah penduduk; jumlah rumah, fasilitas kritis, fasilitas publik; data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan sata tutupan lahan.
Tidak hanya menyajikan indeks risiko bencana, aplikasi InaRISK dilengkapi dengan cara pencegahan dan langkah penyelamatan yang harus dilakukan oleh warga ketika berada di wilayah yang berpotensi bencana.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Kompas.com/Shierine Wangsa Wibawa/Retia Kartika Dewi)