Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Disarankan Tiru Mantan Presiden Soeharto dalam Memilih Menteri, Ini Alasannya

Jika sembarang memilih menteri, orkestrasi kabinet akan berjalan semrawut dan tanpa koordinasi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Jokowi Disarankan Tiru Mantan Presiden Soeharto dalam Memilih Menteri, Ini Alasannya
TRIBUN/DANY PERMANA
Presiden Joko Widodo melakukan sesi wawancara bersama Tribunnews.com di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi memaparkan mengenai visi pemerintahannya dalam 5 tahun ke depan kepada tim Tribunnews.com. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa pemilihan menteri makin menghangat.

Sejumlah kalangan mulai dari ekonom hingga pengamat dan pakar politik mulai menyuarakan pendapat terkait pemilihan menteri untuk kabinet selanjutnya.

Siapakah yang akan terpilih masih tanda tanya, tapi perlu dicermati rekam jejak pemerintahan negeri ini sebelumnya dalam hal pemilihan menteri pembantu presiden.

Apalagi jika sembarang memilih menteri, orkestrasi kabinet akan berjalan semrawut dan tanpa koordinasi.

Pakar ilmu politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, menilai jika banyak beban tuntutan parpol dan nonparpol yang harus diakomodasi seperti era Jokowi saat ini, pemilihan sosok menteri yang tepat menjadi sangat krusial.

“Kalau terlalu banyak kompromistis seperti sekarang yang dilakukan Jokowi, ya dia akan berisiko untuk tak sukses seperti yang diinginkan,” kata Arbi Sanit dalam keterangan pers, Kamis (25/7/2019).

Dia membandingkan pemilihan menteri pada masa kepemimpinan Presiden kedua RI Soeharto.

Berita Rekomendasi

Sejauh pengamatannya, Bapak Pembangunan itu tidak terlalu mensyaratkan banyak hal saat menunjuk calon pembantunya.

Fotografer Tribunnews, Dany Permana (kanan) memotret Presiden Joko Widodo saat tim Tribunnews.com melakukan audiensi dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019). Rombongan tim Tribunnews.com dipimpin oleh Newspaper Director Tribun Network, Febby Mahendra Putra. Tribunnews/Febby Mahendra Putra
Fotografer Tribunnews, Dany Permana (kanan) memotret Presiden Joko Widodo saat tim Tribunnews.com melakukan audiensi dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019). Rombongan tim Tribunnews.com dipimpin oleh Newspaper Director Tribun Network, Febby Mahendra Putra. Tribunnews/Febby Mahendra Putra (Tribunnews/Febby Mahendra Putra)

Baca: Pengakuan Loyalis Saat Bantu Soekarno Melarikan Diri Ketika Soeharto Berkuasa, Gagal karena 1 Hal

“Pertama, (calon menteri) adalah orang yang bisa dia percaya, orang yang setia pada dia. Jadi, dia milih orang yang paham melakukan tugas itu, kedua, profesional. Jadi kesetiaan dan kemampuan,” ujar Arbi Sanit.

Ilmuwan politik senior itu telah mengobservasi atau mengamati Soeharto selama puluhan tahun kepemimpinannya.

Sejak dulu, kata Arbi, kesetiaan dan kemampuan selalu menjadi tolok ukur wajib dimiliki kandidat menteri oleh Pak Harto.

Adapun syarat terakhir yakni mereka yang berasal dari Golkar.

Menurut Arbi Sanit, untuk ketentuan yang terakhir itu, Soeharto betul-betul konsisten pada pengaderan partai pendukungnya.

Arbi Sanit melihat, komitmen yang dipegang Soeharto berbuah manis terutama dalam menunjang kerja-kerja pemerintahan di era orde baru.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas