Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi Aksi Terorisme Butuh Pendekatan Bukan Penafsiran

Disebutkan, faktor utama yang bersifat horisontal dibahas. Setidaknya ada tiga faktor yang selalu muncul dan menjadi pemicu radikalisme.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Antisipasi Aksi Terorisme Butuh Pendekatan Bukan Penafsiran
Danang Triatmojo/Tribunnews.com
Tuan Guru Bajang M. Zainul Majdi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi terorisme kembali mengancam Indonesia.

Terakhir, instansi Polri mengidentifikasi perencanaan serangan teroris yang diduga direncanakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sumatera Barat untuk melakukan aksi di beberapa wilayah di Padang, Sumatera Barat.

Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia, TGB HM Zainul Majdi, menjelaskan perlakuan tidak adil bisa memicu radikalisme.

Untuk itu, kata dia, menarik benang merah tentu tidak selalu dengan cara keras justru diperlukan pendekatan soft approach.

Baca: Jadwal Lengkap Perempatfinal Japan Open 2019 Hari Ini: 8 Wakil Indonesia Berlaga

Baca: Pengacaa Kriss Hatta Jelaskan Kenapa Kliennya Harus Dijemput Pihak Kepolisian Bukan Menyerahkan Diri

Baca: Jadwal Perempat Final Japan Open 2019 - Jilid ke-12 Anthony Vs Momota

"Lihat kasus tiap kasus di daerah soal SDA (Sumber Daya Alam,-red), tak bisa hanya khutbah," kata dia, Kamis (26/7/2019).

Menurut dia, diperlukan kerjasama antara pemerintah dengan lembaga lainnya seperti Kepolisian Daerah, TNI, Kejaksaan dan Badan Intelijen untuk menghadapi radikalisme

Berita Rekomendasi

Dia menilai, ada pihak-pihak menghadapi radikalisme, menggunakan tafsiran karena dinilai sebagai cara yang paling mudah.

Tidak mau susah payah mencari tahu penyebab di lapangan. Namun, kata dia, bicara radikalisme tak bisa pendekatan keras. 

Disebutkan, faktor utama yang bersifat horisontal dibahas. Setidaknya ada tiga faktor yang selalu muncul dan menjadi pemicu radikalisme.

Yaitu keagamaan, perebutan SDA, dan penegakan hukum yang belum optimal. 

"Tidak ada fenomena sosial yang faktornya tunggal," tambahnya.

Pernyataan itu disampaikan pada saat menjadi salah satu pembicara rapat koordinasi sinergisitas dan monev hubungan antar lembaga pemerintah dalam rangka peningkatan kewaspadaan nasional, yang diselenggarakan Direktorat Kewaspadaan Nasional, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri. 

Sebelumnya, Densus 88 mengamankan N pada Kamis (18/7/2019) sekitar pukul 22.00 WIB. Selain itu, Densus juga menggeledah rumah terduga teroris itu pada Jumat (19/7/2019) sekitar pukul 15.00 WIB hingga pukul 16.05 WIB di RT/RW 002/04 Kelurahan Berok Nipah, Kecamatan Padang. 

Berdasarkan pemeriksaan, terungkap N sudah memetakan beberapa wilayah di Padang. Lokasi-lokasi yang dipetakan adalah kantor kepolisian dari mulai Polda Sumbar, Polresta Padang, hingga pos polisi lalu lintas.

Rencananya, aksi teror akan dilakukan bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas