Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demi Bangsa Dan Negara, Menteri Ini Tak Mengenal Hari Libur

Bekerjalah dengan hati, karena semua itu akan terasa ringan dan mudah" Itulah sepenggal kutipan yang kerap dilontarkan oleh sosok Menteri di Kabinet

Editor: FX Ismanto
zoom-in Demi Bangsa Dan Negara, Menteri Ini Tak Mengenal Hari Libur
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Bekerjalah dengan hati, karena semua itu akan terasa ringan dan mudah" Itulah sepenggal kutipan yang kerap dilontarkan oleh sosok Menteri di Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Dilihat dari fisiknya memang sudah tidak seperti usia produktif. Tapi tak disangka, semangatnya mengalahkan anak-anak muda. Apalagi bicara membangun bangsa dan negara dari Sabang sampai Meruke menjadi fokus utama untuk terciptanya konektivitas di dunia transportasi.

Bayangkan selama 7 hari full dia bekerja, seperti tak mengenal libur tenaganya dia berikan untuk kebaikan dan kemajuan Indonesia. Siapa dia? Dia adalah pria sedeharna yang dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk menakodai Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Budi Karya Sumadi namanya, lahir di Palembang 63 tahun lalu adalah sosok pekerja keras. Diusia yang tak muda lagi, tapi semangatnya patut diacungi jempol. Sudah sangat pantas Kabinet Kerja diisi oleh sosok seperti Budi Karya ini.

Bayangkan, tenaga dan pikirannya dia sumbangsihkan untuk bangsa dalam membangun sarana transportasi yang nyaman, aman dan mudah. Bandara, pelabuhan, jalur kereta api sampai dengan jalur transportasi darat mengalami perkembangan yang sangat pesat di eranya.

Sosok profesional ini karirnya mulai menanjak sejak dipercaya memimpin PT Pembangunan Jaya Ancol dilanjutkan ke PT Jakarta Propertindo (Jakpro) kemudian dipercaya memimpin PT Angkasa Pura II dan puncak karirnya dipercaya menjadi Menteri Perhubungan di Kabinet Kerja.

Sejalan dengan pikiran Presiden, Menteri yang dikenal bertangan dingin ini langsung membuat gebarkan di dunia transportasi. Sudah berapa bandara dan pelabuhan yang dia kerjakan, apalagi dalam mengatasi persoalan mengenai hajat hidup orang banyak, dia kerap membuat gebarkan positifm

BERITA TERKAIT

Penulis dalam hal ini bukan memuji tanpa dasar, tapi melihat secara langsung di lapangan, karena berkesempatan menemaninya selama bekerja. Pola kerjanya sangat luar biasa, hari Senin sampai Jumat kadang dihabiskan di kantor, kemudian hari Sabtu dan Minggu dia tak pernah libur. Ada saja yang dikerjakan baik di wilayah Jakarta maupun di Luar Kota.

Terkahir penulis mendampinginya saat melakukan kunjungan kerja ke Pulau Dewata, Bali. Dalam satu hari ada 4 agenda. Pertama adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kemudian Pantai Sanur dan Tanah Ampo Kabupaten Karangasem, terkahir sebelum take off ke Jakarta melakukan Rapat Koordinasi dengan Gubernur Bali.

Di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Menhub Budi Karya mengatakan dirinya mendapat mandat dari Presiden untuk memberikan perhatian khusus untuk Bali agar segera dibenahi. Hal ini demi meningkatkan jumlah wisatawan asing masuk ke Pulau Dewata ini. Target yang dicanangkan dari 7 juta wisatawan menjadi 9 juta untuk tahun 2020.

"Saya rapat di sini, (Karena) Presiden mempunyai ide bahwa turis harus diperhatikan untuk ditingkatkan jumlahnya," kata Budi Karya.

Menhub mengatakan untuk menunjang itu dirinya melihat bahwa komponen atau faktor dari kapasitas bandara itu sangat penting. Ada beberapa yang harus diimprove. Menurutnya pada pahun 2020 mendatang, setidaknya ada 9 penerbangan asing ke Bali.

"Dengan 9 penerbangan ini setidaknya akan meningkatkan jumlah kunjungan turis asing ke Bali. Dari 7 juta orang per tahun bisa menjadi 9 juta orang," Ungkap mantan Dirut AP II ini.

Dari 9 penerbangan yang ingin masuk ke Bali kata Menhub ada dari Jepang, Taiwan, Banglades, Kamboja, dan negara lainnya. Jika ada 9 flight dan rata-rata 200 sampai 300. Paling tidak ada 2.000 orang tambahan setiap hari. Kalau 2.000 orang akan ada penambahan 30 persen kenaikan.

Budi juga menjelaskan, dengan adanya 9 penerbangan tersebut. AP I diminta untuk memberikan prioritas lalu lintas penerbangan asing ke Bali. Mulai dari jalur terbang dan mendarat dibuat secara cluster untuk penerbangan domestik hingga waktu terbang dan mendarat dibatasi.

“Diantaranya, kalau golden timenya mereka itu kan jam 2,3,6,7 . Oleh karena itu diberikan prioritas dari penerbangan turis-turis, Yang lain itu di kluster dari beberapa kota. Tidak, semua kota kecil masuk ke sini kecuali kota itu cuma dijangkau oleh pesawat ATR,” ujarnya.

Tiga Dermaga di Bali Segera Dibangun

Setelah dari Bandara, Budi Karya pun langsung bergegas menuju Pantai Sanur dan Tanah Ampo. Disitulah nanti akan dibangun Dermaga untuk memberikan pelayanan angkutan kapal penyeberangan antar pulau di Bali guna mendukung konektivitas dan pariwisata.

Dermaga Pelabuhan Sanur, Dermaga Pelabuhan Nusa Penida, dan Dermaga Pelabuhan Nusa Lembongan.

"Rekan-rekan dari Ditjen Perhubungan Darat sudah survey dan dermaga ini memang dibutuhkan. Kita bicara mengenai Sanur - Nusa Penida - Nusa Lembongan sekaligus. APBN akan kita berikan untuk infrastruktur dasar, tetapi infrastruktur tambahannya akan kita lakukan PPP atau KPBU dengan swasta supaya dapat dikelola lebih profesional," kata Menhub.

Menhub memprediksi nilai investasi hanya untuk Dermaga Pelabuhan Sanur saja mencapai Rp 500 milyar. Menhub berharap dengan pembangunan ini akan semakin menarik minat wisatawan datang bahkan menambah masa berkunjungnya di Bali.

“Kita lihat disini (Sanur) potensial, tapi belum terakomodasi dengan baik. Melalui pembangunan dermaga ini diharapkan pelayanan angkutan kapal di Sanur semakin baik, semakin menarik minat wisatawan datang dan menambah masa berkunjungnya di Bali. Ini akan dibangun tahun 2020,” kata Menhub.

Ditambahkan Menhub, selain Dermaga Pelabuhan Sanur, ada juga proyek pengembangan di Dermaga Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Bali. Selain itu, Pelabuhan Cruise di Benoa juga dikembangkan.

Usai mengunjungi Bali, Budi Karya akan mendampingi Presiden Jokowi ke Silangit, Sumatera Utara. Hal ini dalam rangka melakukan peninjauan konektivitas wisata di Sumatara Utara.

Dilihat dari semangatnya membangun jalur konektivitas, penulis melihat bahwa pria ini memiliki jiwa nasional yang tinggi. Tidak hanya Bali tentunya, daerah-daerah lain yang memiliki potensi pariwisata juga menjadi perhatian seperti Labuan Bajo, NTT. Bunaken Manado, Danau Toba dan wisata potensial lainnya.

Akhirnya penulis berkesimpulan bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk kemajuan bangsa Indonesia. Tidak banyak saat ini pejabat yang memiliki semangat tinggi untuk terus berkarya dan berbudi demi bangsa dan negara. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas