Ini yang Pertama akan Dilakukan Tim Teknis Kasus Novel Baswedan
Mabes Polri mengungkap fokus dari tim teknis yang mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri mengungkap fokus dari tim teknis yang mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Tim teknis itu sendiri akan bekerja mulai besok atau tanggal 1 Agustus 2019.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan langkah pertama tim teknis akan menganalisa Tempat Kejadian Perkara (TKP) kembali.
Dedi mengatakan TKP selalu menjadi titik tolak dalam sebuah pembuktian peristiwa pidana. Adapun tim yang akan melakukan analisa meliputi tim Laboratorium Forensik (Labfor), INAFIS, hingga tim IT.
"Pengolahan TKP yang baik dengan didukung peralatan-peralatan, pembuktian secara ilmiah, maka tingkat persentase pengungkapan suatu kasus itu bisa sampai 60-70 persen," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/7).
Baca: Kebohongan Lain Pablo Benua Terungkap, Psikolog Sebut Suami Rey Utami Alami Gangguan Kepribadian
Baca: DOWNLOAD MP3 Kartonyono Medot Janji Denny Caknan Lengkap Lirik Video Nella Kharisma Unduh di Sini
Baca: 4 Kontroversi Selebgram Revina VT, Terbaru Sebut Netizen Miskin karena Tak Mampu Beli Tas Rp 20 Juta
Baca: Pablo Benua Pura-pura Tajir Demi Menipu? Polisi Bongkar Modus Penipuan Suami Rey Utami
Fokus kedua, ia memaparkan tim akan kembali mendalami hasil pemeriksaan terhadap saksi yang berjumlah lebih dari 70 orang.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan para saksi akan dikelompokkan atau dikluster berdasarkan waktu serta informasi yang diketahui. Diharapkan hal ini akan memberikan petunjuk yang semakin mengerucut.
Selanjutnya, puluhan CCTV di TKP, sekitar TKP serta yang memiliki keterkaitan dengan TKP akan kembali didalami pula. "Itu akan dianalisa kembali. Tentunya dikaitkan, ada TKP, pemeriksaan saksi-saksi kemudian CCTV. Setiap petunjuk yang ditemukan akan dirangkai," ujarnya
Pendalaman sketsa wajah menjadi fokus berikutnya oleh tim teknis. Jenderal bintang satu itu mengatakan analisa akan dilakukan guna mempertajam sketsa dan mengungkap pelaku.
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri disebut Dedi akan turut diajak berkoordinasi dalam hal ini.
"Semakin sempurna wajah yang diduga sebagai pelaku akan semakin akurat INAFIS identifikasi dengan database Dukcapil," ujarnya.
Lebih jauh Dedi menjelaskan, masa kerja tim teknis Novel Baswedan ini selama 6 bulan terhitung mulai 1 Agustus 2019. Waktu kerja tim tersebut jelas lebih lama dari target yang diberikan Presiden Joko Widodo yakni 3 bulan.
Baca: KPK Tetapkan Bekas Perwira Tinggi TNI Sebagai Tersangka Korupsi
Baca: Kisah di Balik Heboh Mobil Terjebak di Kuburan, Pengemudi Sempat Prewedding di Benteng Pendem Ngawi
Baca: Viral Cuitan Soal Tas Rp 20 Juta & Sebut Netizen Miskin, Revina VT Mendadak Jual Akun Twitternya
Meski begitu, Dedi menegaskan tim teknis akan berupaya mengungkap kasus sesuai tenggat waktu dari Presiden Jokowi.
"Durasi bekerja tim, sesuai dengan sprint (surat perintah tugas) ini 6 bulan. Kemarin ada pernyataan dari Presiden 3 bulan, tim akan bekerja secara maksimal, bekerja secara keras dan saya punya keyakinan, saya optimistis, tim ini mampu mengungkap kasus tersebut," ujar Dedi.
Terkait masa kerja tim teknis yang 6 bulan itu memang sudah menjadi peraturan tersendiri agar ada target yang jelas dalam penugasan. Nantinya, apabila waktu tersebut dinilai kurang, Dedi mengatakan waktu masa kerja akan kembali ditambah 6 bulan lagi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.