Jakarta Perlu Mobil Listrik, Wapres JK: Transformasi Energi Itu Sangat Penting
JK mengatakan bahwa dari segi bisnis maupun lingkungan, semua pihak harus cermat dalam melakukan transformasi tersebut
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap adanya sinergi antara dunia bisnis dan lingkungan, demi menciptakan lingkungan yang sehat.
Menurutnya hal itu bisa diwujudkan melalui transformasi energi.
Dalam hal ini, dengan melakukan inovasi kendaraan berbasis listrik.
Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa dari segi bisnis maupun lingkungan, semua pihak harus cermat dalam melakukan transformasi tersebut.
Dalam acara 'Seminar Geopolitik Transformasi Energi' yang digelar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2019), ia menyampaikan hal itu.
Perlu diketahui, Jakarta kini disebut sebagai kota penyumbang polusi udara terbanyak.
Baca: PT Geo Dipa Energi (Persero) Buka Lowongan Kerja, Pendaftaran Buka hingga 2 Agustus 2019
"Tentu antara lingkungan dan bisnis itu sangat bisa terjadi, transformasi energi itu menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dicermati dan dilakukan secara bersama-sama," ujar JK.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa sikap cermat itu tidak hanya berlaku untuk dalam menerapkan kebijakan (policy) saja, namun juga untuk pengembangan sektor bisnis dan layanan konsumen.
"(Baik itu dicermati) secara policy, bisnis, kemudian secara bagaimana konsumen," kata JK.
Indonesia, kata JK, memiliki potensi cukup besar dalam mewujudkan hal tersebut karena memiliki energi panas bumi yang sangat potensial.
Baca: Polemik Perpanjangan Izin FPI, Hidayat Nur Wahid hingga Jusuf Kalla Beri Tanggapan
"Potensi kita cukup kuat, geothermal cukup, sehingga bisa mencapai 40 ribu megawatt, hidro kira-kira bisa 60 ribu megawatt potensinya ya," jelas JK.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan bahwa pemerintah saat ini memang berupaya untuk mendorong pengembangan kendaraan berbasis listrik.
Ia menuturkan bahwa pemerintah juga mendorong penguasaan teknologi kendaraan listrik agar memiliki nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.
"Kita mau komponennya, seperti baterai itu kita yang buat, karena bahan mentahnya yakni Nikel pun dari Indonesia," kata Hammam, saat ditemui di Kediaman Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/7/2019).
Hammam juga berharap agar kelak Indonesia mampu menciptakan merk kendaraan listrik nasional.
"Jadi kita harus bicara merk nasional, menguasai komponen daripada mobil listrik. Sehingga kita tidak hanya assembling saja, tapi kita harus membangun sendiri," pungkas Hammam.