Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Empat Nama Disebut sebagai Calon Kapolri dan Tito yang Pernah Ungkapkan Keinginan Pensiun Dini

Pada Oktober mendatang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mengumumkan susunan kabinet yang baru

Penulis: Daryono
Editor: Sri Juliati
zoom-in Empat Nama Disebut sebagai Calon Kapolri dan Tito yang Pernah Ungkapkan Keinginan Pensiun Dini
Tribunnews/JEPRIMA
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat memimpin serah terima jabatan pejabat utama Mabes Polri dan Kapolda di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019). Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian melantik sebelas pejabat Polri yaitu Kabaintelkam, Kabareskrim, Kalemdiklat, Asops Kapolri, Asrena Kapolri, Dankor Brimob, Kapolda Metro Jaya, Kapolda Sulsel, Kapolda Bengkulu, Kapolda Sulteng dan Kapolda Maluku Utara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada Oktober mendatang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mengumumkan susunan kabinet yang baru. 

Dalam struktur kabinet baru Jokowi-Maruf itu, tak menutup kemungkinan bakal muncul kapolri baru. 

Terbuka juga peluang Jokowi bakal tetap mempertahankan Kapolri saat ini, Jenderal Tito Karnavian

Mengingat Tito Karnavian baru akan pensiun pada 2022. 

Di sisi lain, pada 2017 lalu, Tito sempat mengeluarkan pernyataan untuk pensiun dini. 

Jika Tito benar-benar pensiun dan bakal muncul Kapolri baru dalam kabinet Jokowi-Maruf, siapakah sosok yang layak menggantikan Tito? 

Berikut rangkuman seputar bursa calon kapolri: 

BERITA REKOMENDASI

1. IPW sebut Ada Empat Nama Layak Gantikan Tito

Indonesia Police Watch (IPW) mendata setidaknya ada empat nama yang disebut-sebut masuk dalam bursa calon Kapolri pengganti Jenderal Tito Karnavian.

Keempat calon kuat itu seluruhnya dari jenderal bintang dua (Irjen) serta dari berbagai tahun angkatan Akademi Kepolisian.

Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan, empat orang Jenderal yang masuk bursa calon Kapolri itu adalah:

- Irjen Luki Hermawan yang kini menjabat Kapolda Jawa Timur dan Akpol Angkat 1987 atau satu angkatan dengan Kapolri Tito Karnavian.

- Irjen Gatot Eddy Pramono yang kini menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya yang merupakan Akpol Angkatan 1988.

- Irjen Agus Andriyanto yang kini menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara dan merupakan Akpol angkat 1989.

- Irjen Ahmad Dofiri yang kini menjabat sebagai Kapolda DI Yogjakarta serta merupakan lulusan terbaik (Adimakayasa) Akpol Angkatan 1989.

"Informasi yang dihimpun IPW, sebelum dijadikan sebagai Kapolri, calon lebih dulu dinaikkan pangkatnya menjadi jenderal bintang tiga atau Komjen," kata Neta, Jumat (2/8/1019).

Baca: Istri Kapolri Pimpin WASI Pecahkan Rekor Selam Dunia di Manado

Mereka katanya akan menggantikan Komjen yang pensiun.

"Dan dalam waktu dekat ini memang ada dua Komjen yang akan pensiun, yakni Kabaharkam Komjen Condro Kirono dan Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto," kata Neta.

Ia menuturkan, sejumlah sumber di Mabes Polri menyebutkan, calon Kapolri pengganti Tito Karnavian diharapkan tidak satu angkatan dengan Tito, tapi dari angkatan Akpol yang lebih muda, sehingga terjadi regenerasi pimpinan di lembaga kepolisian.

"Namun, keputusan akhir tetap ada di tangan Presiden Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif," katanya.

2. Profil Empat Nama yang Disebut Layak Gantikan Tito

IPW menyebut ada empat nama yang layak menggantikan Tito sebagai Kapolri. 

Empat nama itu yakni Kapolda Jawa Timur Irjen Luki Hermawan, Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono, Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andriyanto dan Kapolda DIY Irjen Ahmad Dofiri. 

Berikut profil empat Kapolda tersebut: 

  • Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono

Sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Gatot Eddy Pramono sempat menduduki beberapa jabatan.

Berdasarkan sumber dari Tribratanews.polri.go.id yang dikutip oleh Kompas.com, pria kelahiran Solok, Sumatera Barat pada 28 Juni 1965 merupakan perwira tinggi lulusan AKPOL pada tahun 1988.

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono (Danang Triatmojo/Tribunnews.com)

Sepanjang karirnya, ia pernah dipercayakan menjadi Kapolres Blitar, Sekretaris Pribadi Kapolri, dan Kapolres Metro Depok (2008).

Selanjutnya, ia pernah menjabat Kapolres Metro Jaksel (2009), Direktur Reskrimum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya (2011),

Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2012), Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013).

Ia juga pernah menduduki posisi Karolemtala Srena Polri (2014), Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017).

Terakhir Gatot menjabat sebagai Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri.

Baca: Menteri Kelautan dan Kapolri Sepakati MoU untuk Sikat Pelaku Illegal Fishing di Laut

Tahun 2018, Gatot juga dipercaya menjadi Ketua Satgas Nusantara.

Satgas ini dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman.

Gatot dirotasi menjadi Kapolda Metro Jaya berdasarkan Surat Telegram Nomor ST/188/IKEP/2019 tertanggal 22 Januari 2019.

Surat telegram tersebut ditandatangani Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Eko Indra Heri.

  • Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan

Masyarakat mungkin belum banyak mengenal sosok Inspektur Jenderal Polisi, Luki Hermawan yang kini resmi menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur.

Jenderal Polisi bintang dua ini berasal dari intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polri, sehingga sangat jarang terekspos media.

Wajahnya pun tidak familiar.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, saat ditemui awak media di Ruang Mahameru Polda Jatim, Selasa (21/5/2019).
Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, saat ditemui awak media di Ruang Mahameru Polda Jatim, Selasa (21/5/2019). (TRIBUNJATIM.COM)

Sederet karier alumni Akpol angkatan 1987 dibidang intelijen Polri itu dimulainya saat menjabat sebagai Kasat Intel Polresta Malang pada tahun 1992.

Luki pernah menduduki jabatan sebagai Wadir Intelkam Polda Metro Jaya, Kapolrestabes Palembang (2008), Kaden A1 Dit A Baintelkam (Badan Intelijen Keamanan Polri) Polri 2010 dan Karorenmin Baintelkam Polri (2014).

Terakhir, sebelum menjabat Semeru 1 (Kapolda Jatim), Luki menjabat Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan (Wakabaintelkam) Polri pada tahun 2017.

Meskipun begitu, Luki dipercaya oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk memegang tongkat estafet kepemimpinan Polda Jatim di tengah gejolak tahun politik.

Luki juga mengemban tugas mendukung dan mensukseskan program prioritas Kapolri menjadikan Kepolisian Promoter (Profesional, Modern dan Terpercaya) untuk menjaga Kambtibmas selama berlangsungnya masa pemilu, pemilihan Presiden (Pilpres) dan pemilihan angota Legislatif (Pileg) 2019, khususnya di wilayah Jawa Timur.

  • Kapolda Sumur Irjen Agus Andriyanto

Irjen Pol Agus Andrianto lahir di Blora, Jawa Tengah, 16 Februari 1967.

Ia menjabat Kapolda Sumatera Utara sejak 13 Agustus 2018. 

Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto
Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto (Istimewa)

Sebelum menjabat sebagai Kapolda Sumut, lulusan Akpol 1989 ini menduduki berbagai posisi diantaranya Wakapolda Sumatra Utara, Dir Psikotropika dan Prekursor Deputi Bid Pemberantasan BNN (2015), Kabagbinlatops Robinops Sops Polri (2013), Analis Kebijakan Madya bidang Pidkor Bareskrim Polri (Dlm Rangka Dik Sespimti) (2012). 

Ia mulai karier sebagai Pamapta Polres Dairi di tahun 1990. 

  • Kapolda DIY Irjen Ahmad Dofiri

Irjen. Pol. Ahmad Dofiri, M.Si. (lahir di Indramayu, Jawa Barat, 4 Juni 1967 adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 14 November 2016 yang mengemban amanat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri
Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri (Dokumentasi saat masih berpangkat Brigjen, TRIBUNNEWS/VINCENTIUS JYESTHA)

Dofiri yang merupakan lulusan terbaik Akpol 1989 ini berpengalaman dalam bidang SDM.

Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini sebelum menjabat Kapolda DIY adalah Karosunluhkum Divkum Polri.

3. Tito Sempat Utarakan Keinginan Pensiun Dini

Kapolri Jenderal Tito Karnavian pernah mengungkapkan keinginannya untuk pensiun dini. 

Pernyataan Tito diungkapkan pada tahun 2017 silam. 

Saat itu, Tito menyatakan enggan menuntaskan jabatan Kapolri hingga 2022.

Baca: Minta Selesaikan Kasus Novel, Jokowi Beri Tenggat 3 Bulan Untuk Kapolri

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 10 Juli 2017, Tito terbilang muda saat ditunjuk menjadi Kapolri, bahkan meloncati lima angkatan di atasnya.

Jika bisa memilih, Tito ingin pensiun dini.

"Hati kecil saya tidak ingin sampai selesai 2022. Tambah stres nanti saya," ujar Tito di lapangan Silang Monas, Jakarta Lusat, Senin (10/7/2017).

"Saya butuh waktu untuk istri dan anak-anak saya juga," kata Tito.

Tito beralasan, jika Tito memimpin Polri sampai lima tahun lagi, maka akan berdampak buruk bagi dirinya dan institusi.

Organisasi Polri butuh penyegaran, kata dia, perlu adanya regenerasi pimpinan.

"Bayangin kalau saya jadi Kapolri terus, enam tahun, tujuh tahun, anggota bosan, organisasi bosan, saya juga bosan," kata dia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang sinergitas pengamanan dan penegakan hukum di bidang kelautan dan perikanan, Selasa (30/7/2019). MoU itu ditandatangani langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Kapolri Tito Karnavian di Auditorium Rupatama, Mabes Polri, Jakarta.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang sinergitas pengamanan dan penegakan hukum di bidang kelautan dan perikanan, Selasa (30/7/2019). MoU itu ditandatangani langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Kapolri Tito Karnavian di Auditorium Rupatama, Mabes Polri, Jakarta. (Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Terlebih lagi, menjadi Kapolri bukanlah hal yang mudah, menurut Tito.

Ia menjalani kehidupan yang penuh tekanan karena banyak persoalan.

Menurut dia, wajar jika ia ingin melepas semua tekanan-tekanan itu.

"Kemungkinan ada waktu yang saya anggap tepat, mungkin akan pensiun dini," kata Tito.

Tito heran dengan banyaknya komentar atas niatnya untuk pensiun dini.

Menurut dia, di luar negeri, pensiun lebih awal dari waktunya merupakan hal yang lumrah.

Apalagi jika orang tersebut merasa selama ini telah bekerja keras dan menikmati sisa hidupnya dengan tenang.

Sementara di Indonesia, pensiun dini menjadi sesuatu yang aneh.

"Saya juga berhak menikmati hidup dengan keluarga dalam kehidupan yang less stressful," kata dia.

Tito memilih terjun di dunia pendidikan setelah pensiun nanti.

Dia lebih senang menjadi pembicara ketimbang masuk ke politik.

Ia mengaku tidak tertarik dengan dunia tersebut.

"Di politik banyak tarik menarik, nanti muncul musuh baru, malah nanti tambah stres," kata Tito saat itu. 

Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan dari Tito apakah ia benar-benar berniat untuk pensiun dini. 

(Tribunnews.com/Daryono) (Warta Kota/bum/Surya/Kompas.com/Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas