Cerita Warga yang Terdampak Pemadaman Listrik: Mau Mandi Saja Harus ke Pom Bensin
Padamnya listrik pada Minggu (4/8) siang dirasa sangat mengganggu aktivitas keseharian warga yang terdampak.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Padamnya listrik pada Minggu (4/8) siang dirasa sangat mengganggu aktivitas keseharian warga yang terdampak.
Devi Bella, salah seorang warga Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat menuturkan, listrik di rumahnya baru menyala normal pada Senin (5/8) pukul 09.00 WIB.
Dia tidak mendapatkan aliran listrik selama nyaris 19 jam.
"Mati mulai dari hari Minggu jam 11 baru nyala jam 9 malam. Abis nyala terus jam 11 malam mati lagi dan baru nyala lagi itu jam 9 pagi di hari Senin," ungkap Bella kepada Tribunnews.com, Senin (5/8/2019).
Ketika listrik padam, ia mengaku air di rumahnya sedang kosong. Hal tersebut yang menyulitkan dirinya beserta keluarga dan tetangga sekitar rumah kebingungan untuk mencuci pakaian maupun membersihkan diri.
Baca: Mengapa Pemulihan Listrik yang Padam Berlangsung Lebih dari 24 Jam? Berikut Penjelasan PLN
Baca: Tenis Open 2019 Jadi Uji Coba Petenis Indonesia Jelang SEA Games
Baca: Semester Pertama 2019, Ekspor Kopi Lampung Tembus Rp 1,8 Triliun
Baca: Ke Mana Menteri BUMN Saat Jokowi Datangi Kantor PLN? Berikut Penjelasan Moeldoko
Baca: Pansel Dinilai Gagal Hadirkan Capim KPK yang Profesional dan Independen
Tak ayal, kamar mandi pom bensin dekat rumah jadi tujuan. Dirinya dan tetangganya yang lain harus pergi ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) demi sekedar membesihkan diri.
"Kehabisan air sampai mau mandi aja kita harus ke pom bensin," tuturnya.
Selain itu, sinyal provider dirasa sangat sulit, komunikasi pun menjadi terhambat.
Bahkan ketika malam menjelang, dirinya begitu kesulitan membeli lilin sebagai cahaya penerangan sementara.
Katanya, lilin bagaikan berlian. Bukan cuma barangnya langka, tapi harganya pun ikutan menjulang tinggi lantaran banyak permintaan tapi tak dibarengi ketersediaan barang yang memadai.
"Mau beli lilin aja kaya beli berlian susah banget sampai harga di warung dan toko-toko ikut naik. Harga lilin karena banyak yang butuh, tapi stok seadaanya. Jadi harganya lumayan. Di store-store atau swalayan aja pada abis. Langka kaya minyak tanah," kata Bella.
Keesokan paginya, listrik tetap tak kunjung hidup. Bella merasa kasihan karena banyak anak-anak sekolah di perumahannya tidak bisa mandi karena terkendala air.
"Kasian anak-anak yang mau sekolah air nggak ada," ungkapnya.