Inilah Lima Terobosan Genjot Ekspor Pertanian
Kementerian Pertanian kini terus mendorong akselerasi ekspor produk pertanian sehingga eskportir akan mudah mengekspor
Editor: Eko Sutriyanto
“Dari hasil pertemuan saya di Belanda, ternyata Uni Eropa sudah menerapkan sejak 2010, bahkan mereka sepakat pada tahun 2020 menggunakan E-Cert. Kita harapkan dengan kesepakatan itu membuka peluang bagi Indonesia untuk bisa menerapkan E-Cert ,” tuturnya.
Ali Jamil mengungkapkan, pemerintah juga telah membuat strategi agar pertumbuhan ekspor terus meningkat.
Diantaranya, mendorong pertumbuhan eksportir baru, diversifikasi produk ekspor melalui dua cara yakni mendorong ekspor produk setengah jadi dan jadi (produk turunan) dan mendorong produk baru, seperti jeruk purut dan daun ketapang.
“Kami juga mendorong meningkatkan frekuensi pengiriman ke luar negeri,” ujarnya.
Indah Sofiati, Direktur PT Cakrawala Skyland eksportir jeruk purut ke Eropa mengakui, jika sebelumnya mengalami kesulitan dalam perijinan, kini dengan bimbingan Badan Karantina Pertanian menjadi lebih mudah.
“Kami bisa melancarkan ekspor jeruk purut. Padahal tidak mudah masuk Eropa, apalagi ke Perancis,” katanya.
Namun diakui, untuk mendapatkan pasokan jeruk purut di dalam negeri tidak mudah.
Selain pasokannya tidak kontinyu, juga dalam mendapatkan jeruk purut, pihaknya terhadang banyak tengkulak, sehingga harganya menjadi cukup mahal.
“Mungkin petani tidak mengambil untung banyak, karena harganya hanya sekitar Rp 8-10 ribu/kg, tapi ketika di tengkulak mencapai Rp 25 ribu/kg,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.