Enzo Harus Ikrar Terbuka Setia Pancasila
Menurut Ridlwan Habib, Enzo dan keluarganya terimbas sisa-sisa konflik Pilkada Jakarta dan Pilpres 2019.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik Enzo sebagai taruna TNI terus berlanjut. Rekam jejak keluarga Enzo juga mulai dipertanyakan publik. Terutama penerimaan terhadap NKRI dan ideologi Pancasila.
"Solusi terbuka bisa dilakukan. Caranya, Enzo dan keluarganya ikrar secara terbuka bahwa setia dengan NKRI dan Pancasila," ujar peneliti terorisme dan intelijen, Ridlwan Habib dalam rilisnya di Jakarta, Sabtu (10/9/2019).
Menurut Ridlwan Habib, Enzo dan keluarganya terimbas sisa-sisa konflik Pilkada Jakarta dan Pilpres 2019.
"Dari penelusuran saya di akun media sosial ibunya dan Enzo, lebih ke politis anti Ahok dan anti Jokowi," kata Ridlwan.
Karena itu, TNI perlu memperdalam dengan secara terbuka menghadirkan Enzo dan keluarganya.
"Juga terhadap taruna-taruna lainnya sebaiknya dilakukan verifikasi ulang," kata Ridlwan.
Enzo, lanjutnya, justru bisa menjadi duta Pancasila dan NKRI di kalangan anak-anak muda yang gandrung dengan narasi ke-Islaman.
"Enzo bisa jadi contoh bahwa NKRI itu sudah Islami. Pemerintahan sekarang tidak anti Islam. Itu kalau diucapkan oleh Enzo dan ibunya akan sangat berpengaruh," katanya.
TNI juga perlu melakukan verifikasi terhadap berbagai postingan ibu Enzo yang indikasinya anti terhadap Presiden Jokowi.
"Ibu Enzo harus diberitahu bahwa Jokowi sebagai Presiden adalah Panglima tertinggi TNI. Karena itu tidak pantas bagi ibu seorang taruna mengolok-olok pimpinan tertinggi TNI," ujar alumni S2 Kajian Strategi UI tersebut.
Kasus Enzo yang telanjur viral ini sebaiknya dimanfaatkan TNI untuk menjangkau kelompok-kelompok Islam.
"Rekam pengakuan dan ikrar Enzo dan ibunya pada NKRI dan Pancasila, sebarkan dan viralkan ke kelompok dan lingkungan pertemanan mereka sebelumnya," ujar Ridlwan Habib.
Ridlwan tidak yakin Enzo adalah kader HTI.
Dia menambahkan dalam teori penyusupan, seorang kader HTI sejati pasti akan menutupi identitasnya semaksimal mungkin.
Mereka akan berpura-pura nasionalis dan berperilaku wajar supaya tidak terdeteksi sebagai aktivis HTI.
"Enzo dan ibunya ini adalah sisa-sisa floating mass populisme kelompok Islam pasca Pilkada Jakarta dan Pilpres 2019 saja," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.