Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waduk Jatigede Surut, Jalan Provinsi Sampai Kampung Bekas Pemukiman Warga Terlihat Lagi

Surutnya Waduk Jatigede membuat jalan provinsi, pemukiman warga dan tempat pemakaman umum di sejumlah wilayag desa bekas genangan, jadi terlihat lagi

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Waduk Jatigede Surut, Jalan Provinsi Sampai Kampung Bekas Pemukiman Warga Terlihat Lagi
KOMPAS.com/Aam Aminullah
Pada musim kemarau seperti sekarang, bekas jalan provinsi yang sebelumnya tergenang air Waduk Jatigede kembali terlihat dengan jelas karena surutnya debit air di Waduk Jatigede, Sabtu (11/8/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Debit air di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat surut drastis. Kondisi ini sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Penyebabnya, debit air dari aliran Sungai Cimanuk.

Surutnya Waduk Jatigede membuat jalan provinsi, pemukiman warga hingga tempat pemakaman umum di sejumlah wilayag desa bekas genangan di Kecamatan Darmaraja dan Kecamatan Wado, yang sebelumnya terendam kembali muncul ke permukaan.

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dari berbagai daerah, yang penasaran melihat sisa-sia puing bangunan pemukiman warga di wilayah genangan Waduk Jatigede.

Menurut informasi, debit air yang masuk dari Sungai Cimanuk saat ini hanya 20 meter kubik per detik. Sedangkan air yang dikeluarkan dari waduk untuk mengairi wilayah hilir (Majalengka, Indramayu, Cirebon) sebanyak 65 meter kubik per detik.

Buka warung di puing bangunan

Salah seorang petani asal Desa Nanggerang, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang Sugita Praja (80) mengatakan, dalam 1x24 jam, ketinggian air waduk surut 50 sentimeter hingga 1 meter.

"Sudah dua bulan surut. Tiap hari terus surut. Tahun ini kalau dilihat lebih parah," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (10/8/2019).

Baca: Konsumsi Daging Kambing, Imbangi dengan Sayur dan Buah-buahan

Berita Rekomendasi

Kondisi ini dimanfaatkan warga untuk membuka warung kopi.

Mengingat banyak warga dari berbagai daerah datang ke lokasi. Pemilik salah satu warung, Wati (40) mengaku, di saat Waduk Jatigede surut seperti saat ini, lebih banyak pengunjung datang.

Jika dibandingkan saat air waduk penuh, jumlah pengunjung naik dua kali lipat.

"Ramai saat surut seperti sekarang. Apalagi Sabtu, Minggu sama hari libur. Di sini penuh. Beda waktu airnya penuh masih sedikit yang datang," tuturnya di warungnya yang dulunya merupakan Desa Cibungur, Kecamatan Darmaraja.

Saat surut seperti sekarang, kata Wati, warga sekitar mendirikan warung sementara ini mendekati puing bangunan atau mendekati pesisir.

"Kalau air penuh warung ini juga terendam. Kami jualan pindah lagi ke atas, ke pesisir batas waduk penuh," sebutnya.

Banyak warga penasaran

Sementara itu, Cecep (38) warga asal Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya mengaku sengaja datang untuk liburan ke Waduk Jatigede.

Sayang, kata Cecep, di sekitar Waduk Jatigede belum terdapat hotel atau penginapan sehingga saat berlibur hanya bisa melakukan perjalanan pulang, pergi Tasik- Sumedang. Cecep mengaku datang bersama keluarganya karena penasaran.

Sehingga datang ke Waduk Jatigede karena ingin melihat penampakan bangunan-bangunan bermunculan di wilayah genangan Waduk Jatigede.

"Iya katanya hotel ada di kota, jarak dari sini (Waduk Jatigede) sekitar 25 kilometer. Cukup jauh, jadi harus pulang pergi," katanya.

Penulis : Kontributor Sumedang, Aam Aminullah
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul  Penampakan Eks Permukiman Warga Saat Waduk Jatigede Surut Drastis Akibat Kemarau

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas