Gerindra Sebut Ada Penumpang Gelap Manfaatkan Prabowo di Pilpres 2019, PAN Minta Dibuka Siapa Mereka
Tiga bulan lebih pasca-Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, politikus Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkap adanya penumpang gelap dalam Pilpres
Penulis: Daryono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga bulan lebih pasca-Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, politikus Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkap adanya penumpang gelap dalam gelaran Pilpres 2019 kemarin.
Menurut Sufmi Dasco Ahmad, Prabowo Subianto bisa meninggalkan penumpang gelap tersebut dan membuat kelompok-kelompok tersebut gigit jari.
Dengan tegas, Sufmi Dasco Ahmad menyatakan penumpang gelap tersebut mencoba memanfaatkan Prabowo Subianto demi kepentingan mereka.
"Soal penumpang gelap, bukan karena kita singkirkan. Prabowo jenderal perang Bos. Dia bilang sama kita, kalau diadu terus, terus dikorbankan, saya akan ambil tindakan tidak terduga. Dia banting stir, dan orang-orang itu gigit cari," tutur Sufmi Dasco Ahmad, Jumat (9/8/2019) di Hotel Ashley, Jakarta Pusat.
Sayangnya Sufmi Dasco Ahmad enggan menjelaskan siapa penumpang gelap yang dia maksud.
Tindakan Prabowo Subianto yang melarang pendukungnya berdemo di Mahkamah Konstitusi (MK) ketika sidang sengketa Pilpres 2019 sudah membuat penumpang gelap gigit jari.
"Pertama itu di MK. Tidak disangka dan diduga, Prabowo umumkan ke pendukungnya tidak melakukan demo dan tidak ke MK supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Ini sudah diluar banyak dugaan orang," paparnya.
"Sesudah di MK, masih ada yang ngomong sama Pak Prabowo. Pak kalau mau rakyat marah, ulama dan emak-emak disuruh ke depan biar jadi korban. Prabowo pikir, emang gue bodoh. Kan kasihan emak-emak serta ulama mau dikorbankan," tutur Sufmi Dasco Ahmad lagi.
Baca: Mengungkap Penumpang Gelap Barisan Prabowo, Pengamat: Mengapa Baru Sekarang Dibuka?
Terakhir Prabowo banting stir lagi dengan menghadiri pertemuan dengan Presiden Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus.
Ini semakin membuat para penumpang gelap makin gigit jari.
Rachmawati Soekarnoputri Buka Suara soal Penumpang Gelap
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri memastikan bahwa pihaknya tetap waspada setelah dugaan adanya penumpang gelap di kubu Prabowo Subianto saat menjadi calon presiden pada Pilpres 2019.
Meskipun demikian, ia mengakui bahwa adanya penumpang gelap merupakan suatu dinamika dalam berpolitik.
Penumpang gelap, kata dia, selalu ada dimana pun.
"Orang yang artinya kaki kanan di sana, kaki kiri di sini. Biasa. Tapi Insya Allah kami tetap mewaspadai karena supaya menjadi cita-cita, visi misi partai ke depan bisa berjalan dengan baik dan mulus," ujar Rachmawati di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2019).
Menurut dia, munculnya penumpang gelap yang dimaksud dikarenakan terdapat semacam distorsi untuk memutarbalikkan keadaan.
Terutama untuk mengacaukan situasi dalam pelaksanaan Pilpres 2019.
"Kalau tidak suka ke sana, itu tentu ada alasan. Nah itu kami harus bisa berlapang dada untuk menerima semua masukan atau kritikan baik yang setuju merapat, setengah setuju atau tidak setuju sama sekali," terang dia.
PAN Minta Gerindra Ungkap Siapa Penumpang Gelap
Wakil Sekretaris Jenderal PAN, Saleh Daulay mengatakan bahwa isu penumpang gelap yang disampikan oleh Wakil ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, tidak boleh dianggap remeh.
Karena menurut Saleh penumpang gelap itu diisiukan akan membuat Indonesia rusuh atau chaos.
"Mereka ingin Indonesia ribut dan pada akhirnya menyalahkan Jokowi,"jadi tidak boleh dianggap remeh," ujar Saleh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (12/8/2019).
Bila memang ada, Saleh mengatakan masalah penumpang gelap tersebut perlu ditindaklanjuti.
Pihak Gerindra yang menghembuskan informasi tersebut, harus berani membeberkan siapa penumpang gelap yang dimaksud.
"Perlu diungkap siapa saja mereka, apa motifnya, siapa di belakangnya, dan bagaimana relasinya dengan Prabowo selama kampanye kemarin," katanya.
Baca: Lioe Nam Khiong Terjanjung UTI-Pro Training Center Dapat Kunjungan dari Prabowo Subianto
Bila tidak diungkap menurut Saleh, maka pihak-pihak yang selama ini berada di sekeliling Prabowo menjadi tertuduh.
Selain itu, dampaknya akan timbul saling curiga diantara pendukung Prabowo.
"Ini tidak boleh berhenti sampai pada isu saja. Harus dituntaskan agar semua pihak merasa nyaman dan tidak terusik," katanya.
Yang paling dikhawatirkan menurut Saleh, isu adanya penumpang gelap tersebut akan menimbulkan kegelisahan baru di tengah masyarakat.
"Padahal, masyarakat kita saat ini sudah sangat tenang. Tidak ada riak-riak pasca penetapan pemenang pilpres," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Daryono/Theresia Felisiani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.