Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kumpulan Kutipan Bijak Soekarno yang Penuh Semangat, Cocok untuk Sambut HUT ke-74 RI

Berikut kumpulan kutipan bijak dari Ir Soekarno yang penuh semangat. Cocok untuk sambut HUT ke-74 RI.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Kumpulan Kutipan Bijak Soekarno yang Penuh Semangat, Cocok untuk Sambut HUT ke-74 RI
ISTIMEWA
Ir Soekarno. Berikut kumpulan kutipan bijak dari Ir Soekarno yang penuh semangat. Cocok untuk sambut HUT ke-74 RI. 

Berikut kumpulan kutipan bijak dari Ir Soekarno yang penuh semangat. Cocok untuk sambut HUT ke-74 RI.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kumpulan kutipan bijak dari Ir Soekarno, Bapak Proklamator RI yang penuh semangat.

Cocok untuk sambut HUT ke-74 RI sekaligus ucapan Dirgahayu RI.

Rakyat Indonesia akan merayakan ulang tahun yang ke-74 kemerdekaan RI, Sabtu (17/8/2019).

Satu hal yang lazim dilakukan oleh kita untuk merayakan HUT RI, saling berkirim ucapan selamat.

Atau sekadar mengunggah quote, kutipan bijak dari sejumlah tokoh Tanah Air.

Satu di antaranya adalah Ir Soekarno.

Baca: Deretan Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan RI ke-74 & Kutipan Bijak Para Tokoh, Cocok Update Status

Baca: Kumpulan Ucapan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, Lengkap dengan Gambar GIF

Baca: 50 Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan ke-74 RI, Lengkap Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Berita Rekomendasi

Presiden pertama RI yang juga Bapak Proklamator RI dikenal sebagai orator ulung.

Dalam pidatonya, Ir Soekarno kerap melontarkan kutipan bijak sekaligus pembakar semangat.

Apalagi saat itu, Indonesia tengah berjuang meraih kemerdekaan.

Berikut kumpulan kutipan bijak dari Ir Soekarno yang cocok sambut HUT ke-74 RI, dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Kemerdekaan barulah Kemerdekaan sejati, jikalau dengan kemerdekaan itu Kita menemukan kepribadian kita sendiri.

2. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.

3. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali.

4. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang

5. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bistik tapi budak.

Baca: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan ke-74 RI Terlengkap, Cocok untuk Update Status di Medsos

Baca: 25 Ucapan Selamat Kemerdekaan ke-74 RI, Cocok Dibagikan di Media Sosial dan WhatsApp

Baca: 20 Quotes Soekarno Sambut HUT RI 17 Agustus, Cocok Share WhatsApp, Instagram, Facebook & Twitter

6. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.

7. Negeri kita kaya raya. Berjiwa besarlah, berimajinasilah. Gali! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia

8. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.

9. Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.

10. Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!

11. Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsanya hidup dalam damai dan persaudaraan.

12. Kemerdekaan hanya bisa diperoleh dan diamankan oleh sebuah bangsa yang semangatnya mengamuk dengan tekad: Merdeka atau Mati!

13. Nasionalisme tidak bisa berbunga jika tidak tumbuh di taman internasionalisme.

14. Jikalau aku misalnya diberikan dua hidup oleh Tuhan, dua hidup ini pun akan aku persembahkan kepada tanah air dan bangsa.

15. Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.

16. Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia dan Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa kembali menjadi : een natie van koelies, en een kolie onder de naties. Maha Besarlah Tuhan yang membuat kita sadar kembali sebelum kasip.

17. Jikalau orang Indonesia berjumpa dengan orang Indonesia, Warga Negara Republik Indonesia berjumpa dengan Warga Negara Republik Indonesia, pendek kata jikalau orang Indonesia bertemu dengan orang Indonesia, selalu memekikkan pekik MERDEKA ! Jangankan di surga, di dalam neraka pun!

18. Manakala sesuatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan. Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bambu runcing, Saudara-saudara, semua siap sedia mati mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap sedia, masak untuk merdeka.

19. Masyarakat keadilan sosial bukan saja meminta distribusi yang adil, tetapi juga adanya produksi yang secukupnya.

20. Dalam pidatoku, "Sekali Merdeka tetap Merdeka"! Kucetus semboyan: "Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN.

21. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka

22. Entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka itulah Kapal Persatuan adanya.

23. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuat.

24. Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari dua sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita.

25. Tuhan tidak mengubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu mengubah nasibnya.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas