Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Grace Natalie: Film Bumi Manusia Bawa Pesan Buruknya Diskriminasi dan Intoleransi

"Pesannya salah satunya bahwa apa yang terjadi di Papua karena ternyata masalah diskriminasi dan intoleransi belum selesai di negara kita," ujar Grace

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Grace Natalie: Film Bumi Manusia Bawa Pesan Buruknya Diskriminasi dan Intoleransi
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie nonton bareng Film Bumi Manusia dengan jajaran PSI yang turut dihadiri Sutradara Hanung Bramantyo di Jakarta, Kamis (22/8/2019) malam 

Rasisme tersebut digambarkan secara nyata dengan perlakuan yang dialami Minke tokoh utama dalam film tersebut yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan.

Baca: Hanung Bramantyo Mengaku Tak Bisa Tidur Jelang Premier Film Bumi Manusia

Minke merupakan ras pribumi, meski ia sedikit lebih terpandang karena seorang anak bupati dan bersekolah di sekolah Belanda.

Film Bumi Manusia menggambarkan dengan detail tak hanya perbedaan perlakuan terhadap ras-ras tertentu.

Akan tetapi hukum yang timpang pada masa itu, tentunya hukum yang lebih membela ras Belanda Totok.

Minke yang merupakan ras pribumi asli jatuh cinta dengan Annelies Mallemar yang seorang Indo.

Annelies sendiri merupakan anak dari seorang pribumi yakni Sarinem, seorang gundik pria Belanda bernama Herman Herman Mallemar. Orang-orang kemudian memanggil Sarinem dengan nama Nyai Ontosoroh.

Di zaman itu, julukan Nyai dianggap sama dengan budak wanita bagi si suami yang seorang Belanda Totok.

Baca: Hanung Bramantyo Akui Iqbaal Ramadhan Belagu

Berita Rekomendasi

Kisah cinta Minke dan Annelies berjalan indah di awalnya. Meski kakak dari Annelies, Robert Mallemar tak menyukai Minke.

Perasaan Minke sudah terbalaskan oleh Annelies sejak keduanya pertama kali bertemu di kediaman Nyai Ontosoroh.

Nyai Ontosoroh senang melihat keduanya saling mencinta.

Seiring berjalannya waktu Minke mulai terlibat bagai masalah yang menghampiri keluarga Nyai Ontosoroh dah Herman Mallemar.

Tentunya film Bumi Manusia bukan tentang kisah cinta Minke dan Annelies.

Lebih dari itu, film yang 80 persen syutingnya dilakukan di Yogyakarta memperlihatkan bagaimana Belanda dalam membentuk hukum yang hanya berpihak pada kaum mereka.

“Film ini dilakukan 80 persen di Yogyakarta dan melibatkan ribuan kru dari Yogyakarta,” ucap Hanung Bramantyo di Empire XXI Yogyakarta, Selasa (13/8/2019)

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas