Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Romo Benny Ungkap Alasan Gus Dur Disebut Bapaknya Orang Papua: Karena Bicara dari Hati ke Hati

Romo Benny lantas mencontohkan, bagaimana sosok Presiden ke-4 RI, Abdurahman Wahid atau Gus Dur sangat diterima masyarakat Papua

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Romo Benny Susetyo mengatakan, perlu adanya dialog khusus guna membicarakan isu rasisme yang terjadi dan menimbulkan kerusuhan di Papua.

Menurut Romo Benny, dialog khusus itu wajib melibatkan akar rumput.

Hal itu disampaikan Romo Benny menyikapi soal rasisme yang menyebabkan gesekan masyarakat di Papua.

"Idenya harus ada dialog di akar rumput menyelesaikan beberapa masalah. Misalnya kesehatan, problem HIV/Aids, kesenjangan ekonomi antara orang pendatang dan orang-orang gunung persoalan tentang sejarah Papua ada garisnya memang harus diselesaikan bersama," kata Romo Benny saat konfrensi pers tentang Papua bersama Gerakan Suluh Indonesia di Hotel Grand Sahid Jakarta, Jumat (23/8/2019).

"Pemerintah pusat bersama jajarannya duduk bersama dengan orang-orang Papua dan harus menyelesaikannya dengan dialog," tambahnya.

Baca: Rizal Armada Resmi Jadi Bapak, Ini Nama untuk Bayi Laki-lakinya yang Baru Lahir

Baca: Indef: Pemindahan Ibu Kota Tidak Berikan Dampak Perbaikan Ekonomi

Baca: Reaksi Mahasiswa Papua Saat Dikirim 2 Dus Miras dari Oknum Polisi Bandung

Ia pun menyebut, pendekatan dengan masyarakat Papua tidak melulu soal pembangunan fisik.

Berita Rekomendasi

Romo Benny lantas mencontohkan, bagaimana sosok Presiden ke-4 RI, Abdurrachman Wahid atau Gus Dur sangat diterima masyarakat Papua karena melakukan pendekatan dari hati ke hati.

"Belajar dari Papua dan belajar dari Gus Dur. Kenapa Gus Dur disebut bapaknya orang Papua karena Gus Dur mampu bicara dari hati, karena mampu menyentuh dihatinya sehingga orang Papua menjadikan Gus Dur bapaknya karena meraka merasa hanya Gus Dur yang mengharagai martabat orang Papua," ungkap Romo Benny.

Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa melakukan pendekatan secara khusus ke masyarakat Papua.

"Kita berharap pemerintah mulailah pendekatannya apa yang dilakukan dari bawah, dialog dan bicara," ujarnya.

Menkopolhukam bertemu sejumlah tokoh

 Menteri Koordinator Politik, Hukum, Kemananan, (Menkopolhukam) Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian melaksanakan kunjungan kerja di Manokwari, Papua Barat, Kamis (22/8/2019).

Menkopolhukam, Kapolri, dan Panglima TNI menemui tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda Kabupaten Manokwari, di Swiss-Belhotel Manokwari.

Pertemuan dilakukan pasca-kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat.

Wiranto juga didampingi Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan.

Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto 6
Menteri Koordinator Politik, Hukum, Kemananan, (Menkopolhukam) Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertemu tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda Kabupaten Manokwari, di Swiss-Belhotel Manokwari, Kamis (22/8/2019).(tribun-timur.com)

Dalam kesempatan tersebut Wiranto menyampikan kedatangannya bersama petinggi TNI-Polri bukan untuk mengawasi terkait kerusuhan, melainkan menyalami dan bersilaturahmi.

"Kita gembira bisa langsung menemui teman-teman semua di Sorong dan Manokwari. Tujuan kami datang ke sini bukan untuk mengawasi atau memata-matai, tapi menyalami saudara kita terutama setelah insiden yang kita sesalkan bersama," tutur Wiranto.

Wiranto mengatakan, sebelum bertolak ke Papua Barat, ia bersama Panglima TNI dan Kapolri telah menemui Presiden Joko Widodo terlebih dahulu.

Baca: Menteri Sofyan Djalil: Sudah Diputuskan, Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur

Baca: Legislator Gerindra Merasa Dilangkahi Pemerintah yang Putuskan Ibu Kota Baru di Kaltim

Baca: Program Diskon Khusus di Ajang Pameran Material dan Bahan Bangunan IndoBuildTech Fase ke-2

"Beliau berpesan, pertama sampaikan salam persaudaraan dari kepala negara kepada seluruh kepala daerah dan rakyat Papua dan Papua Barat," kata dia.

Lanjut Wiranto, insiden yang terjadi sebelumnya dan menyebabkan kerusuhan di beberapa daerah di Papua murni ulah oknum tertentu.

Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto 7
Menteri Koordinator Politik, Hukum, Kemananan, (Menkopolhukam) Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertemu tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda Kabupaten Manokwari, di Swiss-Belhotel Manokwari, Kamis (22/8/2019).(tribun-timur.com)

"Kita yakin insiden ini dipicu bukan karena kita tak menghormati saudara warga Papua, atau karena kita melecehkan. Pelecehan dan penghinaa disusul aksi demonstrasi yang sampai membakar, itu semua tak ada kesengajaan tapi ada oknum yang tak bisa menahan diri sampai terjadi begitu," kata dia.

"Ini perbuatan oknum yang memang hobinya begitu. Bertahun-tahun kami hadapi orang usil di medsos, karena memang medsos kita sudah terlalu bebas sekali," sambungnya.

Baca: Reaksi Prada DP Ketika Mendengar Dirinya Dituntut Penjara Seumur Hidup

Baca: Program Diskon Khusus di Ajang Pameran Material dan Bahan Bangunan IndoBuildTech Fase ke-2

Menurutnya, modal dalam menghadapi hasutan dan hinaan serta adu domba adalah sabar, berfikir positif, dan saling memafaatkan.

"Saya gembira kejadian penyulut emosi berlangsung cepat dan segera berakhir, karena kesadaran kita semua, bahwa itu tak perlu dilanjutkan," imbuhnya.

Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto 9
Menteri Koordinator Politik, Hukum, Kemananan, (Menkopolhukam) Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertemu tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda Kabupaten Manokwari, di Swiss-Belhotel Manokwari, Kamis (22/8/2019).(tribun-timur.com)

Lanjut Wiranto, perusakan fasilitas yang dilakukan di sejumlah daerah sangat disesalkan, karena infrastruktur itu dibangun dari keringat dan uang rakyat.

"Ini dibangun untuk kesejahteraan, butuh lama membangun tapi dirusak bisa satu jam saja. Ini pelajaran bagi kita. Kalau ada emosi karena oknum, kita selesaikan secara musyawarah mufakat, tidak perlu terpancing," harapnya.

"Dengan peristiwa kemarin itu, merupakan pelajaran berharga untuk kita sadari bahwa merawat kebersamaan dan persatuan itu sebuah keniscayaan. Mau tak mau harus dilaksanakan," pungkasnya. (tribun-timur.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas