Agum Gumelar Beri Kuliah Umum kepada Mahasiswa STP Trisakti Jakarta
Agum Gumelar mengingatkan pentingnya ideologi Pancasila sebagai identitas bangsa.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jenderal TNI (Purn), Agum Gumelar menjadi pembicara dalam kuliah umum Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti di Balairung Kantor Kementerian Pariwisata Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Ia mengingatkan mahasiswa pentingnya menjaga ideologi Pancasila sebagai identitas bangsa di era global.
"Pancasila adalah ideologi yang paling cocok untuk masyarakat Indonesia yang majemuk," kata Agum Gumelar dalam materi perkuliahannya yang bertajuk "Menjadi Indonesia di Tengah Keberagaman dan Tantangan di Era Global".
Kuliah Umum yang dibuka Ketua Yayasan Trisakti, Mayjen TNI (Purn), Djanadi Bimo Prakoso, M.Sc, MPA itu menampilkan pembicara lain yaitu Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata, Kementerian Pariwisata, Dr Anang Sutono, CHE, Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar lembaga Kementerian Pariwisata Dr Wisnu Bawa Tarunajaya dan Director Operation & Commerce and Hospitality, Mohammad Muchlis.
Agum menjelaskan, potensi ancaman terhadap Pancasila akan selalu ada baik itu datang dari komunisme, liberalisme, separatisme maupun radikalisme agama.
Indonesia akan tetap kokoh dan tegak berdiri, jika seluruh rakyatnya berpegang pada 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Ancaman terbesar saat ini adalah radikalisme agama dan sikap pemaknaan demokrasi yang sempit. Kami minta pada civitas akademika untuk ikut mencegah tumbuh dan berkembangnya radikalisme agama di kampus," kata mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu menandaskan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Trisakti, Bimo Prakoso mengatakan, kuliah perdana digelar diluar kampus agar mahasiswanya dapat pengalaman yang tak terlupakan.
Apalagi kuliah perdana itu dihadiri sejumlah narasumber yang mumpuni di bidangnya.
"Lewat kuliah perdana ini, mahasiswa jadi tahu karir mereka seperti apa dimasa depan. Ada target-target yang harus diraih, sehingga masa perkuliahan dilakukan secara optimal," ucap Bimo menegaskan.
Hal senada dikemukakan Staf Ahli Menteri Pariwisata, Anang Sutono.
Karir di dunia pariwisata adalah pilihan tepat, seiring berkembangnya industri pariwisata dunia. Ia meminta pada mahasiswa untuk mengembangkan keahlian lain agar mampu bersaing di era global.
"Keahlian itu misalkan, kemampuan berbahasa asing diluar bahasa Inggris. Kemampuan dalam bidang komputer juga memainkan peran penting dalam peningkatan karir di masa depan," kata Anang seraya berharap mahasiswa STP bisa menjadi "duta-duta" untuk pariwisata Indonesia di mata dunia.
Wisnu Bawa Tarunajaya menyatakan pentingnya sumber daya manusia (SDM) di pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas dirinya agar mampu bersaing di dunia kerja yang makin kompetitif.
Terus konsisten, agar karir yang dibangun dari bawah bisa mencapai posisi puncak.
"Saya memulai karir sebagai roomboy, petugas bersih-bersih kamar. Pekerjaan itu dilakukan dengan dedikasi tinggi, hingga akhirnya ada yang tertarik untuk pindah kerja, lalu dikasih kepercayaan untuk pegang bisnis. Ini semoga bisa memotivasi para mahasiswa yang akan menggeluti dunia pariwisata," ucapnya.
Hal senada dikemukakan Mohammad Muchlis yang memulai karirnya di dunia pariwisata sebagai pengangkat koper di sebuah hotel. Ia terus mengembangkan kemampuan diri, hingga pada akhirnya diangkat sebagai direktur.
Meski sudah di posisi puncak, semangat Muchlis untuk belajar tak pernah berhenti. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswa alih jenjang di STP Trisakti pada jurusan perhotelan.
"Untuk bisa terpilih, kita harus memampukan diri. Bukan hanya pada keahlian, tetapi juga dalam pendidikan," kata Muchlis menandaskan. ***