Keputusan Jokowi Memindahkan Ibu Kota Negara ke Kaltim Jadi Sorotan Dunia, Ini Kekhawatirannya
Sejumlah media internasional ramai memberitakan keputusan pemindahan ibu kota yang diumumkan Presiden Jokowi.
Editor: Sugiyarto
Lonjakan populasi membuat kawasan Jakarta dan sekitarnya dipenuhi 30 juta jiwa.
Menciptakan daerah metropolitan yang tidak hanya padat, namun juga tercemar.
Jakarta terletak di ujung barat Jawa, pulau terpadat di dunia yang menampung lebih dari setengah total populasi Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa.
Problem terbesar yang membuat pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur mendesak adalah fakta dua perlima kota itu berada di bawah permukaan laut sehingga ancaman tenggelam jadi besar.
Di beberapa daerah, permukaan mulai surut sebanyak 10 persen per tahun.
Fenomena yang disebabkan penggalian akuifer bawah tanah dan diperparah perubahan iklim.
Memindahkan ibu kota bakal memberikan tantangan tersendiri.
Begitulah keterangan Arya Fernandes, peneliti dari Centre for Strategic and International Studies.
"Merelokasi dari Jakarta tidak akan semudah membalik telapak tangan.
Jakarta jelas tetap menjadi jangkar bagi kehidupan politik Indonesia," jelasnya.
Fernandes mengatakan, pengumuman itu nampaknya menjadi upaya Jokowi untuk menorehkan warisan sebagai pemimpin yang mengedepankan infrastruktur sejak menjabat pada 2014.
The New York Times
Satu lagi media AS yang memberitakan relokasi ibu kota dari Jawa adalah New York Times yang mengangkat judul Indonesia’s Capital Is Sinking, Polluted and Crowded. Its Leader Wants to Build a New One.
Dalam paragraf pembuka, The Times menceritakan Jakarta yang kualitas udaranya masuk kategori terburuk di dunia, kemacetan yang melegenda, hingga bahaya berjalan di trotoar.
The Times melansir bagaimana Jokowi hendak memindahkan ibu kota Indonesia yang baru ke Kalimantan.