Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Kapten Yaser, Nahkoda yang Nyaris Menjadi Korban Keganasan Gelombang di Selat Pakuafu

Hari itu adalah hari terakhir KPM Citra Mandala Bahari atau JM Ferry melaksanakan tugasnya berlayar menyeberang dari Pelabuhan Bolok

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kisah Kapten Yaser, Nahkoda yang Nyaris Menjadi Korban Keganasan Gelombang di Selat Pakuafu
Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama
Kapten Yaser, nahkoda kapal KM Express Bahari sedang berada di ruang kemudinya, Pelabuhan Baa, Rote, Nusa Tenggara Timur, Rabu (28/8/2019) 

Sementara 162 orang lagi selamat.

Yaser masuk dalam daftar 162 orang yang selamat.

Saat itu Yaser belum jadi nahkoda. Dia baru mengendarai kapal sejak 2017, setelah menyelesaikan pendidikannya.

Tribunnews.com bersama tim Biro Komunikasi dan Publik (BKIP) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkesempatan menjajal kemampuan Yaser membawa kapal.

Membawa kapal jenis fiber, kapal cepat KM Express Bahari, Yaser mumpuni.

Berangkat dari Kupang menuju Pelabuhan Ba'a, Rote hanya memakan waktu 1,5 jam.

Kapal kelir kuning yang membawa pewarta dan tim BKIP Kemenhub melewati Pukuafu, selat yang waktu itu membuat Yaser nyaris merenggut nyawanya pada 2006.

KM Express Bahari berguncang ketika mengarungi selat tersebut sehingga dispenser yang berada di ruang VIP kapal jatuh.

Berita Rekomendasi

Namun tak berapa lama, guncangan hilang.

Menurut Yaser, gelombang di Pukuafu masih tergolong aman.

"Itu masih wajar, masih tenang. Cuma 1 meter," katanya tenang.

"Kalau kapal fiber ini kalau kita mau manuver itu harus hati-hati. Terus kalau di laut, kalau ombak, kita harus lihai bawanya, karena fiber takutnya bisa patah. Jadi harus bawa sebagus mungkin," ujar Yaser yang pernah membawa kapal sampai Papua ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas