Kisah Kapten Yaser, Nahkoda yang Nyaris Menjadi Korban Keganasan Gelombang di Selat Pakuafu
Hari itu adalah hari terakhir KPM Citra Mandala Bahari atau JM Ferry melaksanakan tugasnya berlayar menyeberang dari Pelabuhan Bolok
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
Sementara 162 orang lagi selamat.
Yaser masuk dalam daftar 162 orang yang selamat.
Saat itu Yaser belum jadi nahkoda. Dia baru mengendarai kapal sejak 2017, setelah menyelesaikan pendidikannya.
Tribunnews.com bersama tim Biro Komunikasi dan Publik (BKIP) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkesempatan menjajal kemampuan Yaser membawa kapal.
Membawa kapal jenis fiber, kapal cepat KM Express Bahari, Yaser mumpuni.
Berangkat dari Kupang menuju Pelabuhan Ba'a, Rote hanya memakan waktu 1,5 jam.
Kapal kelir kuning yang membawa pewarta dan tim BKIP Kemenhub melewati Pukuafu, selat yang waktu itu membuat Yaser nyaris merenggut nyawanya pada 2006.
KM Express Bahari berguncang ketika mengarungi selat tersebut sehingga dispenser yang berada di ruang VIP kapal jatuh.
Namun tak berapa lama, guncangan hilang.
Menurut Yaser, gelombang di Pukuafu masih tergolong aman.
"Itu masih wajar, masih tenang. Cuma 1 meter," katanya tenang.
"Kalau kapal fiber ini kalau kita mau manuver itu harus hati-hati. Terus kalau di laut, kalau ombak, kita harus lihai bawanya, karena fiber takutnya bisa patah. Jadi harus bawa sebagus mungkin," ujar Yaser yang pernah membawa kapal sampai Papua ini.