Respons Kerusuhan di Papua, Menkumham Ingatkan Massa Tidak Terprovokasi dan TNI-Polri Tahan Diri
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengingatkan, massa di Jayapura tidak bertindak anarkis dan aparat keamanan TNI-Polri menahan diri
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Namun, pergerakan massa tersebut bisa dihalau petugas.
“Berdasarkan informasi dari pihak Lapas, kejadian kerusuhan diawali saat ada informasi dari aparat keamanan setempat bahwa ada pergerakan massa ke arah Lapas Abepura. Atas Informasi tersebut, Kalapas memerintahkan petugas Lapas untuk menghentikan sementara layanan kunjungan dan memberikan pengertian kepada keluarga narapidana,” kata dia.
Setelah layanan kunjungan dihentikan, Kalapas dan jajaran melakukan pengamanan secara persuasif dengan cara mengajak seluruh narapidana untuk berdialog dan menyampaikan alasan layanan kunjungan dihentikan sementara.
Baca: 6 Fakta Medina Moesa, Istri Baru Sajad Ukra Mantan Suami Nikita Mirzani, Sosialita Berstatus Janda
Baca: Fakta Terbaru Kasus Aulia Bunuh Suami dan Anak Tiri, KV Pernah Ancam Dana: Anak Gue, Lu Gue Bunuh
Baca: Brisia Jodie Rilis Single Berjudul Rekah, Lagunya Ceritakan Tentang Rasanya Jatuh Cinta
Mendengar penjelasan tersebut, para narapidana pun mengerti.
“Setelah berdialog dengan narapidana, Kalapas meminta kepada seluruh narapidana untuk masuk kedalam blok, tetapi narapidana tidak mau dengan alasan ingin menonton tv untuk mengetahui kondisi di luar. Saat itu situasi masih kondusif, namun tak lama kemudian keributan lagi, diduga dipicu oleh beberapa narapidana yang memanfaatkan situasi diluar Lapas dengan melempari batu ke arah perkantoran Lapas,” terangnya.
Melihat adanya gangguan kemanan dan ketertiban maka pihak lapas langsung minta bantuan pihak Polri dan TNI.
“Namun saat menunggu bantuan aparat keamanan, sekelompok Narapidana ada yang melarikan diri melalui pos atas dengan cara menyerang petugas dan berusaha merampas senjata, meskipun sebelumnya sudah diberikan tembakan peringatan,” tuturnya.
Karena mendapatkan perlawanan dari sekelompok narapidana yang berusaha melarikan diri dari pos atas, Kalapas memerintahkan petugas untuk menyelamatkan diri membawa senjata yang dipegang dengan cara melompat dari pos atas.
“4 orang narapidana berhasil melarikan diri. Dan tidak lama kemudian personil TNI dan Polri datang dan mulai melakukan tindakan yang bertujuan melumpuhkan narapidana yang berbuat anarkis,”ungkapnya.
Situasi kemudian kondusif, petugas Lapas bersama TNI dan Polri melakukan sweeping ke dalam blok untuk mengamankan barang-barang terlarang.
Baca: Utang Rp 10 M Tetap Menumpuk, AK Menyesal Telah Bunuh Suami dan Anak Tirinya
Baca: Masuk Starting XI Persib Vs PSS, Trio Asing Baru Maung Bandung Akan Debut
Baca: Ini Strategi Pemerintah untuk Perangi Pemalsuan Pestisida
Bengkel kerja yang berada dekat dengan masjid dan blok berhasil di bakar narapidana.
Sumber api diduga dari ban yang dibakar dan berasal dari dari Lapas.
Kerusuhan tersebut mengakibatkan ruang bengkel kerja terbakar, 4 orang narapidana melarikan diri, satu orang petuga pos atas mengalami patah tulang.
“Saat ini lapas dalam kondisi aman dan kondusif dengan jumlah 689 (enam ratus delapan puluh sembilan) narapidana,” ujarnya.