Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mabes Polri: Aparat Gabungan TNI-Polri Belum Akan Ditarik dari Papua

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan penarikan personel dari Tanah Papua menunggu situasi kondusif kembali.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Mabes Polri: Aparat Gabungan TNI-Polri Belum Akan Ditarik dari Papua
TRIBUN/HO/BANJIR AMBARITA
Siswa SPN Jayapura membersihkan puing-piluing sisa kerusuhan yang terjadi di Jayapura, Sabtu (31/8/2019). Sejumlah bangunan dan kendaraan rusak terbakar saat unjuk rasa warga Papua pada hari Kamis (29/8/2019). TRIBUNNEWS/HO/BANJIR AMBARITA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri menyatakan belum akan terjadi penarikan aparat gabungan TNI-Polri yang tengah bertugas di wilayah Papua dan Papua Barat.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan penarikan personel dari Tanah Papua menunggu situasi kondusif kembali.

"Belum (akan ditarik), kita sedang melakukan dialog, upaya sosialisasi menyeluruh," ujar M Iqbal, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).

Ia menyebut justru terjadi penambahan pasukan yang diterjunkan pasca aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat. 

Mantan Wakapolda Jawa Timur itu menuturkan sudah ada sekira 6.000 personel gabungan yang dilakukan untuk menjamin keamanan masyarakat.

"Bahkan kita tambah di Papua itu. Di Papua, Papua Barat kurang lebih 6.000 personil sudah disana, untuk melakukan penjaminan keamanan," tandasnya.

BERITA REKOMENDASI

Stop Sweeping Asrama Papua

Sementara itu, elemen masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi meminta aparat keamanan menghentikan penangkapan sewenang-wenang mahasiswa asal Papua terkait pengibaran bendera bintang kejora.

Kepala Advokasi LBH Jakarta, Nelson N Simamora, mengkhawatirkan upaya berlebihan yang dilakukan aparat kepolisian dapat memperburuk masalah di Papua.

"Kami meminta (aparat keamanan,-red) menghentikan penyisiran atau sweeping atau hal-hal sejenis ini kepada asrama-asrama mahasiswa Papua," kata Nelson, saat dihubungi, Minggu (1/9/2019). 

Mobil Baracuda turut menjaga depan Asrama Mahasiswa Papua Cendrawasih IV Makassar pasca terjadi aksi saling lempar batu antara mahasiswa dan warga yang tidak dikenal di Jl Lanto Daeng Pasewang, Makassar, Senin (19/8/2019) malam. Serangan ini mengakibatkan kaca asrama tersebut rusak. Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait peristiwa ini dan belum diketahui juga pemicu aksi serangan asrama tersebut. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Mobil Baracuda turut menjaga depan Asrama Mahasiswa Papua Cendrawasih IV Makassar pasca terjadi aksi saling lempar batu antara mahasiswa dan warga yang tidak dikenal di Jl Lanto Daeng Pasewang, Makassar, Senin (19/8/2019) malam. Serangan ini mengakibatkan kaca asrama tersebut rusak. Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait peristiwa ini dan belum diketahui juga pemicu aksi serangan asrama tersebut. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Dia meminta agar penyelesaian insiden pengibaran bendera bintang kejora di depan Istana Negara, Jakarta Pusat pada beberapa waktu lalu diselesaikan melalui dialog.

"Mengambil inisiatif dialog yang berkelanjutan sebagai upaya menyelesaikan konflik di Papua secara damai," tambahnya.

Sebelumnya, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi mencatat sebanyak delapan orang diamankan terkait pengibaran bendera bintang kejora saat aksi unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, pada Rabu (28/8/2019). 

Baca: Polisi: Ada Unsur Kesengajaan di Aksi Pengibaran Bendera Bintang Kejora di Seberang Istana

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas