Ini Penjelasannya, Mengapa Laka Maut Sering Terjadi di Sekitar KM 91-92 Tol Purbaleunyi
Total 8 jiwa melayang pada kejadian laka maut di sekitar KM 91-92 Tol Purbaleunyi itu, termasuk Dedi Hidayat, sopir dump truck.
Editor: Choirul Arifin
Peslalom nasional yang juga Direktur Sentul Safety Driving, Didi Hardianto, mengatakan, perawatan rem dimulai dengan menggunakan rem secara benar. Pemakaian rem adalah bagian dari perilaku mengemudi.
“Masih banyak orang yang belum tahu bagaimana cara menggunakan rem dengan benar,” tutur pembalap yang lebih dari 10 tahun menjadi instruktur mengemudi yang aman ini.
Salah satu kesalahan paling umum adalah menganggap rem sebagai alat penghenti laju kendaraan.
Dengan menginjak pedal rem dalam-dalam pada kecepatan apa pun, orang mengira mobil akan segera berhenti dan bisa menghindari tabrakan dengan obyek di depannya.
Dengan menginjak pedal rem dalam-dalam pada kecepatan apa pun, orang mengira mobil akan segera berhenti dan bisa menghindari tabrakan dengan obyek di depannya.
Bahaya mengunci
Dalam keadaan panik karena mobil di depan mendadak berhenti atau ada orang tiba-tiba menyeberang, pengemudi biasanya mengerem mendadak.
Reaksi ini, alih-alih menyelamatkan, justru mengundang risiko bahaya maut karena pengereman mendadak, roda dan ban akan mengunci atau berhenti berputar.
“Pada saat ban berhenti berputar, jangan diartikan mobil segera berhenti. Yang terjadi justru ban mobil akan slip atau skidding karena momentum gerak mobil. Dalam kondisi seperti itu, mobil tak bisa dikendalikan,” kata Didi.
Jusri Pulubuhu mengamini penjelasan ini, dengan menambahkan, saat mobil direm mendadak, yang berhenti hanyalah putaran roda-roda, tetapi bukan laju mobil.
“Mobilnya masih bergerak dan bahkan tidak lagi bisa dikendalikan karena roda slip,” paparnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.