Kisah Habibie di Penghujung Kekuasaan Soeharto (2): Berdebat Keras Soal Manteri Kabinet Reformasi
"Pak Harto, kedudukan saya sebagai Wakil Presiden bagaimana?" tanya Habibie kepada Soeharto saat itu
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Pak Harto, kedudukan saya sebagai Wakil Presiden bagaimana?"
Soeharto spontan menjawab, "Terserah nanti. Bisa hari Sabtu, hari Senin, atau sebulan kemudian, Habibie akan melanjutkan tugas sebagai Presiden."
Untuk mengakhiri suasana pembicaraan yang tidak mengenakkan, Habibie mengalihkan pembicaraan terkait Ginandjar cs.
"Apakah Pak Harto sudah menerima surat pernyataan dari Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita dan empat belas menteri di bawah koordinasi Menko Ekuin?"
Soeharto mengaku sudah dengar dari Tutut, tetapi belum membaca suratnya.
"Kemudian Pak Harto mengulurkan tangannya, sebagai isyarat ia menghendaki diakhirinya pertemuan tersebut," tambah Habibie.
Mereka saling berpelukan sebelum berpisah.
"Laksanakan tugasmu dan waktu tidak banyak lagi," kata Soeharto.
Habibie meninggalkan Jl Cendana, dengan perasaan yang tidak menentu dan pikiran yang dipenuhi tanda tanya.
Di dalam mobil, dalam perjalanan ke rumah pribadinya di Kuningan, Habibie menugaskan ajudan Kolonel (AL) Djuhana menghubungi empat Menko dan semua menteri di bawah koordinasi Menko Ekuin.
Mereka diminta hadir pada sidang ad hoc kabinet terbatas di rumah Habibie mulai pukul 22.00.
Baca: Sosok BJ Habibie di Mata Presdir Asuransi Prudential
Dalam pertemuan malam itu Habibie menceritakan hasil pembicaraan dengan Soeharto beberapa jam sebelumnya, kepada menko dan 14 menteri.
"Oleh karena beberapa Menteri dari Kabinet Pembangunan VII masih dibutuhkan untuk duduk dalam Kabinet Reformasi, maka atas nama Pak Harto, saya mohon agar para menteri yang telah menandatangani pernyataan bersama tersebut dapat mempertimbangkan untuk menarik kembali pernyataan mereka dan ikut memperkuat Kabinet Reformasi," kata Habibie. (tribunnetwork/feb)
Terima telepon mengejutkan
