Film The Santri Tuai Kontroversi, Yusuf Mansur Minta Doa hingga Wagub Jabar Nilai Kebablasan
Film The Santri karya sutradara cantik Livi Zheng menuai kontroversi. Yusuf Mansur minta doa hingga Wagub Jabar nilai kebablasan.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Daryono
"Santri tidak seperti di film itu, pacaran, begitu dekat antara laki dan perempuan,"
Lebih lanjut, Uu menilai sikap toleransi dalam film The Santri yang menurutnya kebablasan.
Orang nomor 2 di Jawa Barat tersebut khawatir apabila film tersebut dibiarkan, masyarakat awam akan memiliki penilaian yang berbeda tentang kehidupan santri.
"Saya takut, oh ternyata santri itu begitu. Sekalipun saya sebagai orang pesantren belum melaksanakan sebagai santri teladan, tetapi santri tidak seperti di film itu," katanya.
Uu juga khawatir jika nantinya orang-orang justru menjadikan film tersebut sebagai tuntunan.
Terlebih lagi, menurutnya santri yang merupakan calon ulama seharunya menjalani kehidupan sesuai dengan syariat Islam.
Film The Santri, diharapkan Uu tidak ditayangkan ke masyrakat apabila tidak ada perbaikan.
"Saya berharap film itu tidak tayang. Kalau tayang, judulnya jangan santri," tambahnya.
Baca: Soal Livi Zheng, Ini Kata Ernest Prakasa
5. Belum diproduksi
Beberapa waktu lalu, PBNU bersama dengan Livi Zheng dan Komposer Purwacaraka menggelar konferensi pers terkait film The Santri.
Livi Zheng yang menyutradari film The Santri mengatakana bahwa proses syuting baru akan dilakukan pada Oktober mendatang.
Lokasi syuting akan diadakan di dua negara yakni Indonesia dan Amerika Serikat.
Film yang dibintangi Wirda Mansur tersebut diperkirakan akan tayang pada April 2020.
Sementara untuk keterlibatan dalam film, saat itu Livi mengaku belum memutuskan.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan bahwa film tersebut bisa menjadi media dakwah Islam.
Konteks yang diangkat yaknsi soal pendidikan, budaya, akhlak.
Film tersebut juga diklaim Siad bisa memperkokoh Islam di nusantara.
"Ciri khas Islam Nusantara, Islam yang harmonis dengan budaya, kecuali budaya yang bertentangan dengan syariat. Melalui film ini kita dakwahkan Islam yang santun, menjadikan Indonesia kiblat peradaban bukan kiblat solat ya," katanya di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Senin (9/9/2019).
(Tribunnews.com/Miftah)