TNI Berduka atas Tewasnya Warga Sipil Saat Aparat Kontak Senjata dengan Kelompok Separatis Papua
Pangdam meminta semua pihak untuk bersabar menunggu hasil investigasi menyeluruh, penyebab jatuhnya warga sipil dalam aksi baku tembak tersebut.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Kodam XVII/Cenderawasih menyampaikan turut berduka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan warga Kampung Olenki, Ilaga atas jatuhnya korban masyarakat sebagai dampak dari baku tembak aparat keamanan dengan Keompok Separatis Bersenjata Papua.
“Kodam sangat berduka dengan adanya korban jiwa dari warga saat terjadi aksi baku tembak dengan Kelompok Separatis Bersenjata di Puncak,”ujar Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, Rabu 18 September malam.
Lanjut Pangdam, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kapolda Papua untuk membentuk tim guna melakukan investigasi terhadap insiden tersebut.
Baca: Gara-gara Berenang di Sungai, Otak Gadis Ini Dimakan Parasit
Baca: Jadwal China Open 2019 Babak 16 Besar Live TVRI, 10 Wakil Indonesia Perebutkan Tiket Perempatfinal
Baca: Presenter, Aktor, Produser dan Pebisnis, Profesi Mana yang Disukai Daniel Mananta?
“Kami juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jalannya operasi pengejaran terhadap Kelompok Separatis Bersenjata OPM untuk menghindari jatuhnya korban di pihak masyarakat,” ujar Jenderal kelahiran Papua itu.
Pangdam meminta semua pihak untuk bersabar menunggu hasil investigasi menyeluruh, penyebab jatuhnya warga sipil dalam aksi baku tembak tersebut.
“Sambil menunggu hasil investigasi, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak berspekulasi dan terpengaruh informasi sepihak dari kelompok OPM,” harapnya.
Kepala Penerangam Kodam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengatakan, kontak senjata antara Satuan Tugas Gabungan TNI dan Polri denganKelompok Separatis Bersenjata terjadi
di Kampung Olenki, Ilaga, Kabupaten Puncak pada Senin (17/9/2019).
Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) OPM pimpinan Militer Murib mulai menembak secara sporadis ke arah tim gabungan yang sedang mendekat posisi kelompok tersebut di sebuah Honai (rumah adat) yang berada di dekat sungai.
“Tim Satgas Gabungan TNI dan Polri lantas membalas tembakan, sehingga kelompok KSB melarikan diri berpencar ke arah hutan sambil terus menembak secara sporadis (tidak terarah),”ujarnya.
Setelah kontak tembak selesai ditemukan adanya 7 orang masyarakat yang dalam kondisi luka tembak. “Tim gabungan bersama masyarakat lainnya selanjutnya melakukan evakuasi korban ke Puskesmas Ilaga untuk menerima perawatan medis,”ungkapnya.
Tiga orang masyarakat dinyatakan meninggal dunia. Korban atas nama atas nama,Tekiman Wonda (L / 33 thn), Edison Mom ( L / remaja ), Rudi Mom ( L / balita).
Sedangkan korban luka tembak atas nama Topina Mom ( P / 36 thn),Ny Tabuni ( P / 37 thn ),Ny Herina Kin.
Bupati Puncak, Willem Wandik saat dikonfirmasi via selulernya menyayangkan upaya penyisiran yang dilakukan aparat sehingga terjadi aksi baku tembak dan menyebabkan korban dari warga sipil jatih.
“Mestinya bangun komunikasi dengan melakukan pendekatan persuasif, agar OPM mau menyerahkan diri,”ujar Bupati.
Warga Puncak saat ini merasa tak nyaman dengan adanya penyisiran oleh aparat keamanan.
Saat ini, Willem mengklaim masyarakat Puncak merasa tidak nyaman dengan penyisiran yang dilakukan oleh aparat. Seharusnya aparat keamaan dalam mengatasi Keompok Separatis Bersenjata harus bijak, agar jangan sampai kejadian seperti dimanfaatkan oleh berbagai pihak.
“Dengan kondisi adar warga sipil tewas akan ada yang ambil untung, seharusnya kita jaga baik agar tak ada konflik yang nantinya dijadikan komsumsi politik,”tegasnya.
Ia meminta aparat keamanan untuk menghentikan aksi penyisiran, agar psikologi masyarakat bisa berangsur pulih. “Pendekatan persuasif dengan kasih itu jauh lebih bagus, Panglima dan Kapolda harusnya mengedepankan ini, bukan dengan senjata, karena senjata dengan senjta tak akan pernah selesaikan masalah. Yang ada korban berjatuhan,”kqta Bupati.
Menurut Bupati, beberapa KSB yang sebelumnya bermarkas di Distrik Gome, telah berpindah tempat karena lokasi sebelumnya telah disisir oleh aparat. Lalu kelompok itu lari ke Kampung Olen.