Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIRAL Video Bangkai Burung Berserakan di Jalan Karena Kabut Asap

Sebuah video yang merekam bangkai burung berserakan di jalan viral di Twitter. Matinya sejumlah burung tersebut diduga disebabkan oleh kabut asap.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Daryono
zoom-in VIRAL Video Bangkai Burung Berserakan di Jalan Karena Kabut Asap
Twitter @suelanks
Sebuah video yang merekam bangkai burung berserakan di jalan viral di Twitter. Matinya sejumlah burung tersebut diduga disebabkan oleh kabut asap. 

Sebuah video yang merekam bangkai burung berserakan di jalan viral di Twitter. Matinya sejumlah burung tersebut diduga disebabkan oleh kabut asap.

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang merekam bangkai burung berserakan di jalan viral di Twitter.

Matinya sejumlah burung tersebut diduga disebabkan oleh kabut asap.

Video diunggah oleh akun Twitter @suelanks atau Susan Lankester pada Selasa, (17/9/2019).

@suelanks membubuhkan tulisan yang menyertai video unggahannya.

Baca: Diduga Dipicu Kabut Asap, Janin Susi Sempat Tidak Bergerak Dalam Perut

Baca: Kabut Asap Bikin Kacau Jadwal Penerbangan Bandara di Banjarmasin

Burung-burung jatuh dari langit karena udara beracun yang kita hirup? Ini karena pihak yang tidak bertanggung jawab yang membahayakan manusia dan hewan,” tulis @suelanks dalam unggahannya.

Dalam video berdurasi 15 detik itu, rekaman menampakkan suasana jalan dan rumah-rumah yang diselimuti kabut asap.

Berita Rekomendasi

Lantas, ada suara seorang laki-laki yang menjelaskan situasi di sana.

Dari bahasa dan logatnya, pria itu kemungkinan adalah orang Indonesia.

"Kabutnya menggila bung..Gara-gara kabut banyak burung mati," kata pria tersebut.

Kemudian, perekam video segera menunjukkan kondisi jalanan.

Di jalan, tampak bangkai-bangkai burung berwarna hitam yang berserakan.

Dalam video itu, sekitar lebih dari lima bangkai burung terlihat.

Bahkan, bulu-bulu mereka pun tampak lepas dan beruraian.

Pria perekam video berujar dalam rekamannya bahwa kemungkinan burung-burung yang mati adalah burung walet.

"Ini burung walet kayaknya ini," katanya.

Sambil berjalan, ia menunjukkan bangkai-bangkai burung yang berhamburan di depannya.

Pria perekam video menyebutkan, bangkai burung yang ada di depannya berjumlah banyak.

Namun, belum diketahui secara pasti berapa jumlah bangkai burung yang berserakan di jalanan tersebut.

Video itu telah di-retweet pengguna Twitter sebanyak 14.900 kali per Kamis, (19/9/2019).

Sebanyak 7.100 likes dan 93 komentar membanjiri unggahan @suelanks itu.

Dalam kolom komentar unggahannya, @suelanks mengatakan video tersebut kemungkinan diambil di Indonesia.

Hal itu dikarenakan saat ini langit Kalimantan dan Sumatera sedang diselubungi kabut asap.

Namun, @suelanks juga memprediksi jika peristiwa tersebut terjadi di Kuching, Malaysia.

Ia mengatakan, dirinya mendapatkan video unggahannya dari kiriman seseorang.

Kondisi kabut asap yang memasuki kategori berbahaya ini dapat dilihat melalui unggahan @FidzalMen di Twitter.

"Video dr picture Kalimantan tengah IPU cecah 1000(jerebu)," tulis pemilik akun.

Dalam video di atas, tampak kabut asap yang menghalangi jarak pandang.

Bahkan, tak terlihat apa-apa yang bisa dijangkau oleh mata normal.

Hanya terlihat kabut asap gelap dan mobil yang tampak samar.

Pandangan hanya akan menjadi jelas jika subjek yang dilihat mendekat, atau seseorang mengarah ke objek tersebut.

Tampak pengguna jalan yang kesulitan untuk berkendara dengan lancar.

Mereka harus dibantu oleh pengatur jalan untuk mengkondisikan arus lalu lintas.

Video itu diunggah pada Rabu (18/9/2019).

air visual palangkaraya
Air Quality Index (AQI) atau indeks pencemaran udara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, per Kamis (19/9/2019). (www.airvisual.com)

Berdasarkan Air Visual, Air Quality Index (AQI) atau indeks pencemaran udara di Kalimantan Tengah, khususnya Palangkaraya, mencapai 382, per Kamis (19/9/2019).

382 termasuk ke dalam kategori berbahaya (hazardous).

Bagi warga Palangkaraya, disarankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan.

Tutup juga jendela untuk mencegah udara kotor masuk ke dalam rumah.

Selain itu, gunakan masker yang tepat saat pergi ke luar.

Jangan lupa untuk menggunakan pembersih udara di dalam rumah.

5 Penyakit yang Perlu Diwaspadai akibat Kabut Asap

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan membuat sejumlah wilayah di sekitarnya tertutup kabut asap tebal.

Akibatnya, kualitas udara pun menjadi tidak sehat.

Udara yang tidak sehat tentunya berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

Berikut 5 penyakit yang diakibatkan oleh kabut asap seperti dilansir Kompas.com dari depkes.go.id :

1. Infeksi saluran pernafasan atas

Penyakit ini memiliki nama lain yaitu ISPA.

Sebenarnya ISPA disebabkan oleh infeksi virus dan bukan karena kabut asap.

Namun, polusi yang parah ditambah dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh dapat menimbulkan terjadinya ISPA.

ISPA juga terjadi karena kemampuan paru-paru dan saluran pernapasan dalam mengatasi infeksi berkurang, dengan begitu dapat menyebabkan infeks.

Selama ini, ISPA lebih banyak menjangkiti anak-anak dan kaum lansia.

2. Asma

Penyakit ini terkenal dengan penyakit genetik.

Namun, asma juga dapat disebabkan oleh buruknya kualitas udara.

Kabut asap yang saat ini merajalela membawa partikel berukuran kecil yang masuk melalui saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan layaknya asap rokok.

Penduduk yang mengidap asma, terutama anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap ancaman kabut asap.

3. Penyakit paru obstruktif kronik

Nama lain penyakit ini adalah PPOK, penyakit ini merupakan gabungan penyakit pernafasan semisal bronkitis.

Menurut Yayasan Paru-paru Kanada, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dapat berakibat fatal bagi penderita PPOK karena dapat mengurangi atau memperburuk kinerja paru-paru.

Bila penderita penyakit ini terpapar kabut asap dalam waktu yang lama, dapat meningkatkan risiko kematiannya.

4. Penyakit jantung

Perlu diketahui, kabut asap membawa partikel mini bernama PM2.5 yang cara masuknya dapat melalui saluran pernafasan.

Sebuah studi dari California Environmental Protection Agency pada tahun 2014 lalu telah membuktikan, pasien yang terpapar kabut asap dalam waktu lama, menggandakan risiko terkena serangan jantung ataupun stroke.

5. Iritasi

Dalam bentuk yang paling ringan, terkena kabut asap dapat menimbulkan iritasi pada mata, tenggorokan, hidung dan menyebabkan sakit kepala atau alergi.

Asosiasi Paru-paru Kanada mengingatkan, masker wajah tidak dapat melindungi tubuh dari paparan partikel ekstra kecil yang dibawa oleh kabut asap.

Dari situs yang sama, dijelaskan pula rekomendasi tentang Kesehatan Anak akibat Bencana Kabut Asap.

a. Tetap di dalam ruangan dengan jendela dan pintu tertutup.

b. Tutup tiap ada akses ke luar ruangan.

c. Kurangi aktivitas di luar rumah.

d. Hindari aktivitas di dalam rumah yang menambah kontaminasi seperti merokok atau menyedot debu.

e. Gunakan masker dan alat pelindung lainnya seperti sarung tangan, baju lengan panjang, dan celana panjang.

f. Cuci buah dan sayur sebelum dimakan.

g. Ganti masker bila sudah kotor (masker yang kotor ditandai dengan perubahan warna masker atau saat bernapas melalui masker menjadi bertambah sulit).

h. Sediakan obat-obatan penting di rumah.

i. Mempersiapkan tempat-tempat umum seperti sekolah, aula, gedung olah raga, hotel, musholla/masjid, kantor, gedung serba guna, dan lainnya untuk dijadikan penampungan berudara bersih.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Kompas.com/Dandy Bayu B)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas