Gandeng Bank Indonesia, KJRI Jeddah Gelar Halal Investment Forum
KJRI Jeddah bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) menggelar Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) menggelar Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019, di Balai Nusantara, Wisma Konsul Jenderal RI, Rabu (18/9/2019).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI, Rizal Purnama, Direktur Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Diana Yuanita, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta Nirwandar, beserta sejumlah perusahaan Indonesia.
Baca: Pemerintah Kabupaten/Kota Perlu Berinovasi Demi Turunkan Angka Kematian Bayi
Selain itu, hadir pula dalam kegiatan tersebut CEO Dinar Standard, Rafi-uddin Shikoh, pegiat industri halal, pengusaha, dan kalangan media dari negara setempat.
Dalam sambutannya, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, menyatakan penyelenggaraan forum tersebut sejalan dengan ambisi Pemerintah Saudi yang tertuang dalam Visi 2030, di antaranya deversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada minyak.
Baca: Lima Siswa SD Tenggelam di Kota Baturaja, Satu Orang Tewas
Sementara itu, Direktur Timur Tengah Rizal Purnama menyebutkan, potensi dan peluang industri halal secara global cukup besar dan menjanjikan.
Nilainya mencapai sekitar 2,1 triliun dolar AS.
“Hal ini membuat segmen konsumen industri halal menjadi salah satu yang tercepat pertumbuhannya di dunia,” ujar Rizal dalam keterangannya, Jumat (20/9/2019).
Kata dia, mayoritas yang mendapatkan manfaat dari industri halal ini adalah negara-negara non-Muslim, antara lain Brazil, India, Australia, China, dan Thailand.
Arab Saudi menduduki ranking keempat dalam keuangan Islam, dengan aset mencapai 500 juta dolar pada 129 lembaga keuangan Islam.
Baca: PSIS Semarang Vs Persebaya: Bajul Ijo Unggul 4-0, Laga Disetop Karena Suporter Masuk Lapangan
Sementara, di bidang farmasi dan kosmetik, Arab Saudi masuk dalam daftar 10 besar.
Dengan statusnya sebagai pusat dunia Islam dan sejalan dengan Visinya 2030, Arab Saudi berpeluang besar menjadi entitas terdepan di bidang industri halal.
Direktur Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Diana Yuanita, mengatakan industri halal akan menjadi satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
“Saya berharap pertemuan kita hari ini dapat memperkaya wawasan seputar bisnis dan indusrri halal dan memberikan nilai melalui kemitraan strategis antara pelaku bisnis halal di Indonesia dan Arab Saudi,” kata Diana.
Di puncak acara, para peserta melakukan business matching yang mempertemukan industri halal Indonesia dengan investor potensial Arab Saudi.
Perwakilan perusahaan yang hadir dari Indonesia terdiri dari Phalosari, Rendang Katuju, The Paradise World Resort, Naiila Halal Nail Polish, Islamic Fashion Institute, CIMB Niaga Syariah, Epic Group, dan Harum Qalbu Gelatin Factory.
Diharapkan, para peserta dapat membentuk kerjasama bisnis yang bertujuan memperkuat kapasitas produksi industri halal Indonesia guna memasuki pasar ekspor, khususnya Arab Saudi dan kawasan sekitarnya.
Penyelenggaraan Forum Investasi Ekonomi Halal Indonesia di Jeddah tersebut, menjadi forum “warming up” bagi para pengusaha dan para calon investor Saudi untuk hadir pada kegiatan Indonesia Syariah Economic Festival (ISEF) di Jakarta pada November 2019 dan Halal Summit yang dijadwalkan akan dilaksanakan di Jakarta, November 2020.