Akses Jalan di Area Pintu Belakang Gedung DPR RI Ditutup Pascademonstrasi Berujung Ricuh
Pantauan Tribunnews.com, Rabu (25/9/2019) sekira pukul 12.50 WIB, pihak kepolisian menutup jalan menggunakan barrier atau penutup jalan
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akses jalan menuju pintu belakang Gedung DPR RI, Jalan Gelora atau tepatnya di depan Perbakin ditutup oleh pihak kepolisian.
Pantauan Tribunnews.com, Rabu (25/9/2019) sekira pukul 12.50 WIB, pihak kepolisian menutup jalan menggunakan barrier atau penutup jalan.
Baca: Yasonna Laoly kepada Mahasiswa Demo: Gugat di Mahkamah Konstitusi
Penutupan jalan diberlakukan dari arah Jalan Asia Afrika menuju Jalan Gelora dan dari arah Jalan Tentara Pelajar menuju Jalan Gelora.
Personel kepolisian terlihat mengatur lalu lintas di kedua arah.
Sementara, polisi bersenjata lengkap masih disiagakan di belakang pintu belakang DPR.
Kendaraan taktis juga disiagakan di sekitar jalan Gelora.
Sebelumnya, demonstrasi menolak revisi UU KPK dan RKUHP serta sejumlah RUU lainnya di depan Gedung DPR berujung kericuhan.
Baca: Menteri Yasonna Laoly Sebut Dian Sastro Bodoh saat Kritik RKUHP, Istri Indraguna Sutowo Buka Suara
Massa berhasil menjebol pagar Gedung DPR dan merusak fasilitas jalan.
Tak hanya itu, demonstran juga membakar dan merusak beberapa kendaraan milik TNI dan Polri.
Sisa gas air mata masih terasa
Sisa gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan untuk menghalau demonstran masuk ke DPR RI kemarin Selasa (24/9/2019) masih dirasakan dampaknya hingga siang ini, Rabu (25/9/2019).
Menurut pantauan Tribunnews.com sisa gas air mata masih dirasakan mulai dari fly over Senayan (dekat JCC) hingga gerbang depan Gedung DPR RI.
Baca: Wapres Jusuf Kalla: Pemerintah Perlu Kaji Lagi Beberapa Pasal di RKUHP
Rasa pedih di mata dan wajah terasa membakar tatkala Tribunnews.com berada di sekitar kawasan fly over Senayan tersebut.
Sejumlah aparat kepolisian yang berjaga di kawasan tersebut pun terlihat mengenakan masker.
Beberapa yang tidak mengenakan masker terlihat terbatuk-batuk sambil menutupi wajahnya.
“Masih pedih ternyata, saya lupa bawa masker,” ungkap salah satu polisi kepada Tribunnews.com.
Sejumlah pengemudi kendaraan bermotor roda dua pun tampak menutupi wajahnya atau terbatuk-batuk saat melewati kawasan tersebut.
Sehingga bagi pengendara motor diharapkan memakai masker saat melewati kawasan fly over Senayan hingga gerbang depan DPR RI.
Bila perlu membawa air untuk dibasuh ke wajah apabila tak kuat menahan rasa pedihnya.
Sementara itu kawasan fly over Senayan siang ini sudah bersih dari berbagai sampah sisa aksi unjuk rasa kemarin yang berakhir ricuh.
Meskipun coretan-coretan bentuk protes kepada DPR RI dan aparat keamanan masih terlihat di sana-sini.
Baca: Ketua DPR Umumkan Tunda Pengesahan RKUHP, Ini Deretan Pasal Kontroversional yang Picu Mahasiswa Demo
Sejumlah pagar baik pagar pembatas antarjalan maupun pagar gedung-gedung di sekitar Senayan juga masih tampak rusak akibat kerusuhan kemarin.
Hingga siang ini lalu lintas di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Tol Letjen S Parman terutama di depan Gedung Kompleks Parlemen masih tampak lancar.
Bagian belakang Gedung DPR RI rusak parah
Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar mengatakan pihaknya sedang melakukan perbaikan sejumlah infrastruktur Gedung DPR RI yang rusak karena aksi unjuk rasa menolak pengesahan RUU KUHP, RUU KPK, dan RUU Pemasyarakatan, pada Selasa (24/9/2019).
Perbaikan terutama dilakukan pada pagar serta gerbang belakang Gedung DPR RI, Jalan Gelora, Senayan, Jakarta.
Baca: Yasonna Laoly kepada Mahasiswa Demo: Gugat di Mahkamah Konstitusi
"Kebetulan di kita punya alat peralatan-peralatan las jadi semua yang dijebol-jebol, dirusak itu kita perbaiki tadi malam. Ada beberapa titik memang yang belum bisa diperbaiki karena memang kerusakannya agak berat. Hari ini juga kita akan tetap melakukan perbaikan-perbaikan sehingga apa yang dilakukan oleh pihak-pihak lain berkaitan dengan kerusakan kita upayakan untuk segera kembali rapih," ujar Indra di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (25/9/2019).
DPR menurut Indra belum menghitung kerugian yang diakibatkan pengrusakan terhadap pagar-pagar besi Gedung DPR RI.
Priorotas saat ini menurutnya hanya melakukan perbaikan saja.
"Kita perbaiki dulu nanti akan kita hitung belakangan tapi memang semua kita dokumentasikan semua kerusakan-kerusakan. Jadi kita belum punya perhitungan secara pasti angka itu," katanya.
Baca: Menteri Yasonna Laoly Sebut Dian Sastro Bodoh saat Kritik RKUHP, Istri Indraguna Sutowo Buka Suara
Akibat kerusuhan tersebut menurut Indra,kerusakan paling parah terjadi pada pintu bagian belakang kompleks parlemen. Pasalnya di bagian belakang DPR, bentrokan terjadi hingga dini hari.
"Di pintu belakang, karena memang sampai dengan malam itu sampai dengan dini hari masih banyak massa di arah belakang, masih ada pembakaran-pembakaran, di dalam pagar kita juga ada kantor pos polisi kecil juga dibakar," pungkasnya.
Polisi dalami adanya kelompok lain
Kepolisian tengah mendalami dugaan adanya keterlibatan kelompok lain dalam aksi unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh di depan Gedung DPR RI, Selasa (24/9/2019) kemarin.
"Kita juga masih dalami ada kelompok-kelompok di luar mahasiswa yang kita ketahui, yang kita dalami," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2019).
Baca: 6 Fakta Demo Mahasiswa Rusuh, Hoax Ada Korban Meninggal Hingga Ada Korban Pemukulan Polisi
Gatot menjelaskan pihaknya masih menyelidiki kemungkinan kelompok lain yang terlibat dalam aksi tersebut.
Nantinya apabila memang terbukti ada keterlibatan kelompok yang dimaksud, ia mengatakan kepolisian tak akan ragu untuk menindak tegas.
Terutama kepada yang terbukti melakukan tindakan anarkis.
"Apabila terbukti yang bersangkutan ikut melakukan tindakan khususnya perusakan kendaraan masyarakat, kendaraan Polri atau kerusakan pagar kita akan lakukan tindak tegas, mereka kita proses hukum sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, kepolisian telah mengamankan sekira 94 orang terkait aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Selasa (24/9).
Pengamanan itu dilakukan lantaran aksi berujung dengan kericuhan dan sejumlah fasilitas umum dirusak oleh massa.
"Kita sudah amankan beberapa orang, itu lebih kurang jumlahnya sebanyak 94 orang," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono, di Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019).
Ia menjelaskan pihaknya menemukan adanya bom molotov dari massa yang diamankan.
Yang bersangkutan kini disebutnya diamankan di Polres Metro Jakarta Barat.
Oleh karenanya, kepolisian saat ini tengah mendalami dan melakukan pemeriksaan kepada 94 orang yang diamankan tersebut.
Baca: Sejumlah Mahasiwa dari Luar Jakarta Terpisah dari Rombongan Setelah Ricuh di Gedung DPR
"Sekarang masih proses pemeriksaan. Darimana mereka ini, apakah adik-adik mahasiswa, masyarakat atau dari pihak-pihak lain, masih kita dalami," kata dia.
"Salah satu yang kita tangkap membawa molotov, adalah seorang pelajar. Dan sudah kita amankan di Polres Jakarta Barat," imbuh Gatot.