Jokowi Kembali Ingatkan Polri Agar Tidak Represif saat Mengamankan Demonstrasi
Presiden Jokowi kembali mengingatkan Kapolri agar jajarannya tidak represif saat mengamankan aksi demonstrasi.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
Namun, nyawa Randy sudah tidak dapat tertolong.
"Pada saat dibawa dan sudah berada di Korem dan dilakukan tindakan medis dokter korem, (mahasiswa ) sudah meninggal," ujar Harry.
Dokter Yudi Ashari yang menangani Randy di Rumah Sakit Ismoyo Kendari mengatakan, mahasiswa Universitas Halu Oleo itu terluka di dada sebelah kanan selebar 5 sentimeter, dengan kedalaman 10 sentimeter.
Dokter menduga, luka tersebut akibat benda tajam berupa peluru.
"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi.
Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital.
Namun, udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.
Dalam demo mahasiswa berujung rusuh itu, ada 15 orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
Sebanyak 15 orang di antaranya 11 mahasiswa, 1 staf DPRD, dan 3 polisi.
Selain itu, ada beberapa fasilitas yang dibakar, seperti Gedung DPRD dan motor.
Berikut ini kumpulan fakta yang telah dirangkum Tribunnews.com dari Kompas.com pada Kamis (26/9/2019).
1. Kronologi Kejadian
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart mengatakan, Randi tewas di depan Gedung DPRD Sultra.
Saat itu, mahasiswa berdemo mulai pukul 11.30 wita.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.