Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Ananda Badudu, Eks Personel Banda Neira yang Galang Dana Aksi Mahasiswa Kini Ditangkap Polisi

Inilah sosok Ananda Badudu, eks personel Banda Neira yang menggalang dana aksi mahasiswa. Kini, ia ditangkap polisi.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Sosok Ananda Badudu, Eks Personel Banda Neira yang Galang Dana Aksi Mahasiswa Kini Ditangkap Polisi
Kolase Tribunnews
Sosok Ananda Badudu, Eks Personel Banda Neira yang Galang Dana Aksi Mahasiswa Kini Ditangkap Polisi 

Inilah sosok Ananda Badudu, eks personel Banda Neira yang menggalang dana aksi mahasiswa. Kini, ia ditangkap polisi.

TRIBUNNEWS.COM - Nama Ananda Badudu menjadi trending di Twitter, Jumat (27/9/2019).

Hingga pukul 09.00 WIB, tagar #BebaskanAnandaBadudu telah dicuitkan lebih dari 44 ribu kali.

Hal ini terkait penangkapan eks personel Banda Neira tersebut oleh penyidik Polda Metro Jaya pada Jumat (27/9/2019) dini hari sekitar pukul 04.28 WIB.

Lewat akun Twitter-nya, Ananda mengunggah informasi mengenai penangkapan dirinya.

"Saya dijemput polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa," tulis Ananda di akun Twitternya, @anandabadudu, Jumat.

Hal senada juga disampaikan Wakil Koordinator KontraS, Feri Kusuma yang mendampingi Ananda ketika penangkapan.

Berita Rekomendasi

Feri mengatakan, Ananda ditangkap terkait uang yang dihimpun Ananda melalui media sosialnya dan disalurkan untuk demonstrasi mahasiswa menentang RKUHP dan UU KPK hasil revisi di depan Gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019) dan Rabu (25/9/2019) lalu.

Seperti diketahui, Ananda menginisiasi penggalangan dana publik untuk mendukung gerakan mahasiswa tersebut melalui situs crowdfunding, kitabisa.com.

Lantas, seperti apa sosok Ananda Badudu yang ternyata cucu tokoh besar di Tanah Air?

Baca: Detik-detik Ananda Badudu Eks Vokalis Banda Neira Ditangkap Polisi, Diduga Kirim Uang ke Mahasiswa

Baca: Lakukan Galang Dana Pada Sebuah Platform, Mantan Personel Banda Neira Ananda Badudu Dijemput Polisi

Berikut Tribunnews.com merangkum dari berbagai profil Ananda Badudu dari berbagai sumber:

1. Biodata Ananda Badudu

Pemilik nama lengkap Ananda Wardhana Badudu ini lahir di Batam, 26 Desember 1987.

Ia kuliah di jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) angkatan 2006.

Dalam laman dibandaneira.tumblr.com, saat kuliah, Ananda aktif di UKM Media Parahyangan (MP).

Bahkan ia lebih aktif di MP, ketimbang di kampus.

Di MP, Ananda menjabat sebagai Pemimpin Umum MP untuk waktu yang cukup lama.

Sisi lain dari Ananda Badudu adalah hobi membuat kue.

Masih dari laman yang sama, menurut Ananda, hobi ini cukup random bagi lelaki yang giat membaca buku-buku pergerakan dan perjuangan.

2. Cucu JS Badudu

Mendengar nama belakang Ananda, awam pasti akan tertuju pada satu tokoh besar Tanah Air: Jusuf Sjarif Badudu atau JS Badudu.

Ya, Ananda adalah cucu JS Badudu, seorang pakar bahasa Indonesia.

JS Badudu dikenal masyarakat sejak tampil dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia yang ditayangkan di TVRI pada 1977-1979, dilanjutkan tahun 1985-1986.

Pada saat itu, TVRI adalah satu-satunya siaran televisi di Indonesia.

Beberapa karya besar JS Badudu masih banyak dijumpai dan digunakan hingga kini.

Sebut saja Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994), revisi kamus Sutan Muhammad Zain; Kamus Kata-kata Serapan Asing; Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1993), dan lainnya.

JS Badudu wafat di RS Hasan Sadikin, Bandung pada Sabtu, 12 Maret 2016 pukul 22.10 WIB karena komplikasi penyakit yang diderita semasa tuanya.

3. Eks personel Banda Neira

Ananda Badudu juga merupakan seorang musisi.

Bersama Rara Sekar, kakak penyanyi Isyana Sarasvati, mereka mendirikan band: Banda Neira.

Berawal dari proyek iseng keduanya, Banda Neira terbentuk pada Februari 2012.

Ternyata, keisengan mereka melahirkan empat buah lagu.

Yaitu Di Atas Kapal Kertas, Ke Entah Berantah, Kau Keluhkan, dan Rindu (musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo).

Nama Banda Neira semakin dikenal awam setelah merilis album Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti pada 2016.

Di dalam album terdapat beberapa lagu yang sangat terkenal, di antaranya Matahari Pagi, Sampai Jadi Debu, Biru, dan Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti.

Sayang, pada Jumat (23/12/2019) dini hari, Ananda Badudu dan Rara Sekar resmi membubarkan diri.

Selama empat tahun berkarya, Banda Neira telah memiliki dua album, yaitu: Di Paruh Waktu (2013) dan Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (2016).

Selain dikenal sebagai eks personel Banda Neira, Ananda Badudu juga pernah menjadi wartawan Tempo.

Kini, Ananda aktif sebagai pegiat Hak Asasi Manusia (HAM).

4. Galang donasi saat demo mahasiswa

Ananda Badudu menggalang donasi untuk aksi para mahasiswa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23-24 September 2019.

Aksi tersebut untuk memprotes revisi UU KPK, RKUHP, hingga revisi UU Ketenagakerjaan.

Penggalangan itu dilakukan Nanda melalui situs kitabisa.com sejak Minggu (22/9/2019).

"Jadi urunan di Kitabisa itu untuk support aksi mahasiswa hari ini dan besok ya, itu sebagai bentuk dukungan kita yang selama ini mungkin diam-diam aja tapi mau kasih aksi nyata gitu," ucap Nanda, Senin (23/9/2019).

"Tapi yang terpenting sebenarnya bukan itu saja, menunjukkan, banyak orang mau men-support gerakan mahasiswa besok," lanjutnya, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Nantinya, kata Nanda, hasil donasi itu akan digunakan untuk membiayai berbagai keperluan aksi mahasiswa selama unjuk rasa berlangsung, seperti makanan, minuman, hingga menyewa mobil komando.

5. Ditangkap polisi

Atas aksinya menggalang dana untuk aksi demo mahasiswa, Ananda dijemput polisi pada Jumat dinihari.

Manajer Kampanye Amnesty International Indonesia, Puri Kencana yang mengetahui peristiwa tersebut mengatakan, Ananda dijemput polisi dari tempat tinggalnya di Jakarta Selatan.

"(Pukul) 04.00 WIB, Ananda Wardhana Badudu sedang tertidur di losnya."

"(Pukul) 04.25 WIB ada tamu menggedor-gedor pintu kamar, lalu dibuka oleh kawan Nanda," kata Puri, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Jumat pagi.

Rupanya, tamu yang berjumlah empat orang itu adalah penyidik Polda Metro Jaya.

Mereka dipimpinan oleh polisi bernama Eko.

Eko sempat menujukkan kartu dan lencana polisi.

Sementara tiga orang lainnya tidak mengenakan seragam dan menunjukkan identitas.

Eko kemudian menunjukkan surat penangkapan kepada Ananda atas dugaan keterlibatan dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/ MPR RI, Selasa (24/9/2019) dan Rabu (25/9/2019).

"Jam 04.55 WIB, tim yang terdiri empat orang membawa Nanda ke kantor Resmob Polda Metro Jaya dengan mobil Toyota Avanza putih didampingi kawan," ujar Puri.

Puri menyebutkan, peristiwa penangkapan itu disaksikan oleh seorang satpam gedung dan dua orang tetangga Ananda.

Hingga pukul 07.07 WIB, Ananda diketahui masih berada di Polda Metro Jaya didampingi para kuasa hukumnya dari sejumlah organisasi, yakni KontraS, LBH Jakarta, LBH Pers dan Amnesty International Indonesia.

"BAP belum berlangsung, polisi masih apel. Tim kuasa hukum sudah standby," kata Puri.

6. Sempat rekam detik-detik ditangkap polisi

Sementara itu, Ananda Badudu juga menulis detik-detik dirinya dicokok polisi lewat akun Twitter.

Ananda menulis, ia dijemput Polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa.

"Saya dijemput polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa," tulis akun @anandabadudu.

"Saya dijemput polda," tulisnya lagi.

Bahkan Ananda Badudu juga merekam merekam momen penjemputannya oleh polisi.

Lewat video Insta Story di akun Instagram @anandabadudu, Ananda mengabadikan detik-detik ketika sejumlah penyidik Polda Metro Jaya menyambangi rumahnya.

"Dari mana, Pak?" tanya suara yang diduga Ananda Badudu sambil merekam, seperti dikutip Kompas.com.

"Dari Polda. Ini mau ngapain? Matiin dulu lah," jawab seorang anggota kepolisian meminta Ananda mematikan kameranya.

Video selanjutnya memperlihatkan seorang penyidik berbaju gelap membuka sebuah map merah dan mengeluarkan lembaran kuning dari dalamnya.

"Anda Wardhana Badudu?" tanya pria itu memastikan sembari menunjuk kerta berwarna kuning tersebut.

"Dokumennya kita boleh tahu, Pak," kata suara perekam yang diduga Ananda tak lama sebelum video tersebut terhenti.

(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Ardito Ramadhan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas