Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beredar Pesan Berantai Ajak Pelajar SMA Ikut 'Aksi Mujahid 212' di Istana, Ini Imbauan Ketua KPAI

Parade Tauhid Indonesia yang akan digelar, Sabtu (28/9/2019), berubah nama menjadi Muhajid 212 Selamatkan NKRI.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Beredar Pesan Berantai Ajak Pelajar SMA Ikut 'Aksi Mujahid 212' di Istana, Ini Imbauan Ketua KPAI
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Umat muslim mengikuti aksi reuni 212 di Kawasan Monas, Jakarta, Minggu (2/12/2018). Aksi tersebut sebagai reuni akbar setahun aksi 212. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Parade Tauhid Indonesia yang akan digelar, Sabtu (28/9/2019), berubah nama menjadi Muhajid 212 Selamatkan NKRI.

Ketua panitia Ustad Edy Mulyadi, mengatakan, perubahan nama itu menyesuaikan perkembangan situasi dan kondisi yang dinamis.

"Dengan perubahan ini kembali kami menegaskan bahwa umat Islam bersama arus besar perubahan yang digelorakan mahasiswa dan para pelajar SMU. Kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik," kata Ustadz Edi melalui keterangan tertulisnya, Jumat (27/9/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca: Aa Gym Belum Tahu Ada Aksi Mujahid 212 di Monas, MUI Jabar Imbau Warga Tak Ikut

Edi mengatakan, aksi Muhajid 212 Selamatkan NKRI itu akan digelar di depan Istana Negara, Jakarta.

Tidak hanya perubahan nama, titik kumpul massa aksi juga berubah.

Sebelumnya peserta akan berkumpul di Jalan Asia Afrika, Senayan, pukul 06.00 WIB lalu bergerak ke Monas.

Rencana berubah menjadi titik kunpul di Bundaran HI mulai pukul 08.00 WIB, bergerak menuju Istana.

BERITA REKOMENDASI

"Perubahan nama dan rute ini terjadi untuk menyesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi yang dinamis,” ucapnya.

Edi mengajak umat Islam, mahasiswa, pelajar, ormas Islam dan emak-emak militan bergabung bersama untuk menyuarakan ketidakadilan dan menegakkan kebenaran di negeri ini.

Edi mengatakan, ada beberapa pertimbangan terkait perubahan aksi itu.

Pertama, kata dia, aksi mahasiswa yang dihadapi oleh aparat beberapa hari lalu, dilakukan dengan sikap represif.

Akhirnya, banyak menimbulkan korban luka, hilang, bahkan ada yang meninggal dunia.


Kedua, perubahan nama itu lantaran munculnya aksi para pelajar sebagai sebuah fenomena yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam ekskalasi politik di negeri ini.

“Aksi yang berlangsung spontan dan tanpa komando yang jelas ini pun berakhir ricuh dan diamankannya ratusan pelajar oleh pihak aparat,” tambahnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas