Pedagang di Sekitar Stasiun Palmerah Berharap Tak Ada Lagi Kericuhan
Mardi (55), pedagang minuman yang biasa mangkal di sekitar stasiun Palmerah berharap tidak ada lagi demo anarkis.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mardi (55), pedagang minuman yang biasa mangkal di sekitar stasiun Palmerah berharap tidak ada lagi demo anarkis.
"Demo boleh, Yang penting jangan anarkis" ujar Mardi saat berbincang dengan Tribunnews.com, Minggu (29/09/2019).
Ketika kericuhan terjadi, Rabu (25/09/2019) di Sekitar Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Mardi mengaku saat itu kebingungan untuk pulang ke kontrakannya di Palmerah.
"Kemaren waktu demo jualan, terus bingung pulang karena kerusuhan," ujar Mardi
Diinformasikan, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia akan kembali berdemo di depan gedung DPR/MPR, Senin (30/09/2019).
Baca: RESMI Persija Tunjuk Pelaih Baru Gantikan Banuelos
Baca: Ungkap Alasan Jarang Upload Video Youtube, Anissa Aziza Sebut Idenya Sering Diambil Raditya Dika
Mahasiswa terus menyuarakan menolak RUU KUHP dan UU KPK hasil revisi.
Demo tersebut dilakukan bertepatan dengan rapat paripurna terakhir DPR periode 2014-2019.
Menyikapi hal tersebut, Mardi berharap pemerintah mengikuti kemauan rakyat agar negara tetap aman.
"Supaya nggak ada kerusuhan lagi, jangan ada korupsi lah," ujarnya.
Rekayasa arus lalu lintas
Arus Lalu lintas di jalan Gerbang Pemuda, Tanah Abang, Jakarta Pusat, terlihat padat, Minggu (29/9/2019).
Kepadatan arus lalu lintas tersebut terjadi seiring ditutupnya sebagian jalan Gatot Subroto menuju gedung DPR/MPR RI.
Penutupan sementara Jalan Gatot Subroto terkait menyikapi isu demo yang akan berlangsung, Senin (30/09/2019).
Baca: Andrea Dovizioso Jawab Kritikan soal Kurang Agresif Saat Bersaing dengan Marc Marquez
Baca: PAN Berharap Polemik UU KPK Hasil Revisi Diselesaikan Melalui MK
Petugas Ditlantas Polda Metro Jaya pun telah melakukan rekayasa lalu lintas.
Petugas menginformasikan, pengguna jalan bisa melalui jalan-jalan alternatif sesuai dengan arahan petugas.
"Kalau yang dari arah barat bisa lewat lapangan tembak tembus patal senayan, keluar pejompongan" ujar petugas Ditlantas Polda Metro Jaya yang sedang bertugas saat itu.
Pihaknya tidak bisa memastikan kapan jalan Gatot Subroto dibuka dan dapat kembali dilalui kendaraan.
"Kalau kapan dibuka, nanti kita menunggu instruksi dari pimpinan" ujarnya.
Pasang kawat berduri
Untuk mengantisipasi adanya demonstrasi di depan Gedung DPR pada Senin (30/9/2019), beton dan kawat duri pembatas sudah dipasang kembali di sekitar jalan menuju Gedung DPR.
Pantauan Tribunnews.com, beton dan kawat duri di pasang dipasang dua lapis di sekitar jalan Gatot Subroto sampai ke gedung DPR/MPR RI, arus lalu lintas yang mengarah ke jalan Gatot Subroto akan dialihkan menuju jalan Gerbang Pemuda.
Petugas kepolisian juga terlihat berjaga di sejumlah titik. "Beton dan kawat akan terus di pasang sampai ada instruksi dari atasan untuk dibongkar" ujar seorang pekerja yang memasang beton.
Turun ke Jalan
Sebelumnya, Presiden Mahasiswa Trisakti, Dinno Ardiansyah mengatakan, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia akan melanjutkan aksi demo di depan Gedung DPR pada Senin (30/9/2019).
"Memang, ini lagi proses konsolidasi untuk kawan-kawan BEM aliansi mahasiswa seluruh Indonesia kita lagi proses konsolidasi untuk tanggal 30 akan seperti apa, apakah turun aksi ke DPR atau ada cara lainnya," kata Dinno saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/9/2019).
Dinno mengatakan, aksi demo tersebut bertepatan dengan rapat paripurna terakhir anggota DPR periode ini. Untuk itu, pihaknya akan mengawal dan tetap menyampaikan penolakan terhadap RKHUP dan UU KPK.
"Tuntutan kami sama kayak kemarin iya, kita menolak RUU bermasalah dan kita tetap menolak UU KPK yang telah disahkan," ujarnya.
Dinno berharap, aksi demo di depan Gedung DPR itu nantinya dapat memberikan tekanan psikologi bagi pemerintah dan DPR agar segera mengambil keputusan Perppu untuk mencabut UU KPK.
"Mungkin dengan kita turun ke jalan lagi itu akan menjadi suatu tekanan psikologi untuk pemerintah untuk segera mengambil keputusan apakah Perppu akan segera diputuskan atau tidak," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa Berencana Demo Lagi Senin Depan, Bertepatan Paripurna Terakhir Anggota DPR"