Rapat Paripurna Terakhir DPR Periode 2014-2019 Diwarnai Interupsi Rusuh Wamena
Refrizal menyayangkan sikap pemerintah yang seolah-olah tidak tanggap atas kerusuhan tersebut.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat paripurna terakhir DPR periode 2014-2019 diwarnai sejumlah interupsi terkait kerusuhan yang terjadi di Wamena.
Anggota DPR F-PKS dari dapil Sumatera Barat, Refrizal, menyoroti jatuhnya korban antar suku di Wamena.
"Menurut info yang saya dapat, itu ada ratusan yang meninggal di sana. Tolong diinvestigasi masyarakat Minang yang meninggal, masyarakat Bugis yang meninggal, masyarakat Jawa yang meninggal. Ini jangan sampai terjadi konflik antarsuku, ini adalah negara kita, harus dirawat," kata Refrizal di Ruang Rapat Paripurna DPR, Senayan, Jakarta, Senin (30/9/2019).
Refrizal menyayangkan sikap pemerintah yang seolah-olah tidak tanggap atas kerusuhan tersebut.
Baca: Digeser dari Wakil Ketua DPR, Fadli Ibaratkan Strategi Sepakbola
Ia berharap kerusuhan di Papua tidak terjadi lagi dan meminta pemerintah serta TNI/Polri hadir dan menyikapi masalah di Papua.
"Melalui forum ini saya sangat mengutuk, saya minta melalui pimpinan DPR, Presiden, Kapolri, TNI harus hadir. Jangan hanya menyikapi pelantikan presiden, tapi ini harus disikapi. Ini akan membahayakan kerukunan kita berbangsa dan bernegara," ujarnya.
Senada dengan Refrizal, anggota DPR faksi Partai Demokrat Didi Irawadi juga menilai ketidakhadiran negara dalam mengatasi permasalahan Papua.
Ia meminta kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk turun menangani dan mencegah potensi konflik berkepanjangan di Bumi Cendrawasih.
"Saya meminta negara khususnya Kapolri dan panglima TNI segera turun tangan, yang saya dengar potensi konflik horizontal ini semakin menjadi, ini tidak bisa dibiarkan. Jadi ini penanganannya harus khusus, tidak boleh represif, dan negara harus hadir," tuturnya.
Berbeda dengan Refrizal dan Didi, anggota DPR F-PDIP dapil Papua Jimmy Denianus Ijie justru mencurigai adanya pihak-pihak yang tidak menginginkan agar Presiden Jokowi berhasil menyelesaikan masalah di Papua.
Jimmy mengatakan Jokowi telah membuka ruang dialog di Bumi Cenderawasih.
"Dialog sudah dimulai perlahan-lahan, memang belum sempurna. Itu bukti bahwa kami rakyat Papua mencintai Jokowi... 92 persen kami memilih Jokowi. Jangan diganggu, beliau sedang berusaha untuk memperbaiki Papua melalui kebijakan-kebijakan yang dirasakan oleh orang Papua yang tidak pernah kami rasakan sekian puluh tahun lalu," kata Jimmy.