Pertemuan Menhan dan Mantan Panglima GAM Bentuk Persatuan antar Anak Bangsa
Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, bertemu mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka Muzakir Manaf
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Lintas Tokoh Agama dan Adat bertajuk "Jaga Bhineka Tunggal Ika, Siap Bela Negara, Indonesia Rumah Kita" telah dilangsungkan, pada Rabu (2/10/2019).
Di acara itu, Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, bertemu mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka Muzakir Manaf, Staf Khusus Presiden untuk urusan Papua Lenis Kogoya, sejumlah tokoh adat dan pemuka agama.
Mereka sepakat mendeklarasikan perdamaian dan kesiapan membela negara.
Ketua Umum Forum Rekonsiliasi Masyarakat, Eka Gumilar, selaku penggagas acara, mengatakan upaya menggelar silaturahmi dan dialog itu dalam rangka menjaga persatuan antara
anak bangsa.
"Kami berkumpul menyuarakan persatuan dan kesatuan. Kami akan terus bergerak menyuarakan persatuan," kata Eka Gumilar, Kamis (3/10/2019).
Dia menjelaskan, pihaknya berupaya menyuarakan persatuan dan kesatuan untuk mengantisipasi potensi ancaman yang dapat meruntuhkan kebhinekaan.
Untuk menjaga persatuan dan kesatuan, dia mengajak semua pihak mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Selain itu, dia berharap nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan di kehidupan nyata masyarakat.
"Kami sudah beberapa kali menggelar acara dan semoga menginspirasi di daerah-daerah lain," kata dia.
Dia mengungkapkan ada tiga hal yang dapat mempersatukan antar anak bangsa di tengah keberagaman suku, etnis, budaya, dan keyakinan ini.
Menurut dia, ketiga hal itu adalah jiwa kehormatan, jiwa cinta dan jiwa yang bermental raja. Jiwa kehormatan, kata dia, adalah jiwa yang memiliki karya, bukan menciptakan perceraiberaian.
Sementara jiwa cinta menekankan akan persatuan dan kesatuan. Adapun jiwa yang bermental raja adalah pemimpin yang selalu siap berjuang dan berkorban.
Tidak hanya materi, tetapi juga sang pemimpin demikian siap mengorbankan jiwa kepada rakyatnya.
"Kita harus mampu melepaskan kepentingan kolompok dan kepentingan bangsa harus diutamakan," tambahnya.