BPPT dan BMKG Manfaatkan Teknologi Kecerdasan Buatan untuk Modifikasi Cuaca
Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini juga mulai digunakan untuk memitigasi bencana
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
"TMC itu bisa langsung dirasakan manfaatnya, oleh karenanya tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kalau bisa menguasai teknologi dan mendayagunakan teknologi, maka tentu saja pasti akan bermanfaat untuk bangsa dan negara kita," tutur Hammam.
Memanfaatkan AI, kata Hammam, merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kemandirian dan ketangguhan Indonesia dalam menghadapi segala situasi bencana.
"Pendayagunaan teknologi mampu membangun kemandirian, membangun dan mewujudkan daya saing. Tentu saja ini merupakan bukti bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi lah yang harus didorong," pungkas Hammam.
SMART TMC berbasis AI ini akan menghasilkan 'Decision Support System' yang nantinya membuat operasi TMC ini lebih bisa dipertanggungjawabkan.
Perlu diketahui, sebelumnya BBTMC-BPPT bekerjasama dengan BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta didukung penyediaan pesawat oleh TNI Angkatan Udara (AU) telah mengoptimalkan operasi TMC ini.
Operasi ini dioptimalkan melalui penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl) pada potensi awan hujan sebagai objek.
Pada sejumlah kasus yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan, upaya ekstra pun dilakukan terhadap daerah yang terdampak karhutla namun memiliki kabut asap yang pekat.
Upaya ekstra itu dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penyemaian kapur tohor aktif atau Kalsium Oksida (CaO) untuk mengurai partikel dan gas pada kabut asap yang menutupi potensi awan hujan.
Awan hujan merupakan objek yang disemai garam untuk menghasilkan hujan buatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.