LIPI Persiapkan Secara Total Akademisi Indonesia di Luar Negeri dan Pertemuan Presiden STS Jepang
LIPI telah mempersiapkan secara total soft landing bagi para akademisi Indonesia yang berada di luar negeri agar mudah kembali ke Indonesia.
Editor: Dewi Agustina
![LIPI Persiapkan Secara Total Akademisi Indonesia di Luar Negeri dan Pertemuan Presiden STS Jepang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kepala-lipi-dan-koji-omi-jepang.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mempersiapkan secara total soft landing bagi para akademisi Indonesia yang berada di luar negeri agar mudah kembali ke Indonesia.
"Kita memang telah memperbaiki secara total, dari sisi infrastruktur, skema insentif, regulasi karir dan kerja sama sehingga tidak menyulitkan, soft landing bagi para akademisi Indonesia yang mau kembali ke Indonesia," papar Kepala LIPI Dr Laksana Tri Handoko M.Sc kepada Tribunnews.com, Selasa (8/10/2019).
Beberapa akademisi Indonesia di luar negeri mempertanyakan kesiapan LIPI menerima mereka.
"Ada peneliti dan dosen Indonesia di Norwegia pintar sekali kembali ke Indonesia tetapi tak ada yang mau menerima, akhirnya kembali ke Norwegia," ungkap seorang WNI dalam sebuah forum komunitas Indonesia Jepang (ICJ).
Menanggapi hal tersebut, Kepala LIPI menanggapi bahwa pihaknya kini telah siap menerima para akademisi tersebut.
Baca: Diserang Balik Ruhut Sitompul, Rocky Gerung Ketahuan Tak Lulus di 4 Jurusan Kuliah, Jadi Tertawaan
"Khusus untuk LIPI semua hal ini sudah dilaksanakan penuh, sehingga diharapkan tak ada masalah soft landing mereka kembali ke Indonesia. Namun kalau daftar di instansi lain tentu bisa berbeda," kata dia.
Sementara itu pada Minggu (6/10/2019) siang, kepala LIPI melakukan pertemuan bilateral dengan Koji Omi, Presiden Science and Technology in Society (STS) sekaligus mantan Menteri Keuangan Jepang dan politisi LDP.
Pertemuan ini dilakukan secara khusus atas permintaan pihak Jepang di tengah agenda STS Forum di Kyoto pada tanggal 6 hingga 8 Oktober 2019.
"Dalam pertemuan itu saya mengajak para pengambil keputusan terkait iptek di Jepang untuk mulai memikirkan skema baru untuk semakin meningkatkan kerja sama dan kolaborasi riset antara Jepang dan Indonesia," ujarnya.
![Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Laksana Tri Handoko M.Sc (kedua dari kiri) bersalaman dengan Dr. Tsunekawa sebagai pimpinan fasilitas riset Toray.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kepala-lipi-dan-pimpinan-riset-toray-jepang.jpg)
Selama ini kerja sama riset didominasi oleh basis jaringan antara mantan pembimbing (pihak Jepang) dan mantan mahasiswa yang belajar di Jepang (pihak Indonesia).
Padahal saat ini, lembaga riset seperti LIPI telah mulai melakukan rekrutmen peneliti dengan kualifikasi S3.
Dengan demikian sebenarnya sangat penting untuk mulai mengubah pola kerja sama dengan skema yang berbeda.
"Terlebih saat ini pemerintah mendorong mahasiswa-mahasiswa terbaik untuk melanjutkan studi pasca sarjana di grup-grup riset dalam negeri melalui beasiswa PDMSU (Program Doktor Mahasiswa Unggul)," kata dia.
Upaya ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan riset di lembaga dan perguruan tinggi dalam negeri.