Alasan Usulan Geser Waktu Pelantikan Presiden Kata Bamsoet: Agar Ibadah Minggu Tak Terganggu
ernyataan Bamsoet sekaligus membantah isu pergeseran waktu pelantikan Presiden karena alasan keamanan
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan keputusan memundurkan waktu pelantikan dari pagi ke sore pada Minggu 20 Oktober mendatang, murni karena alasan menghormati ibadah hari minggu, dan kegiatan bebas kendaraan bermotor.
Pernyataan Bamsoet sekaligus membantah isu pergeseran waktu pelantikan Presiden karena alasan keamanan.
Baca: Perpres tentang Penggunaan Bahasa Indonesia Ditandatangani, Berikut Pasal-pasal yang Perlu Diketahui
"Jadi di wacana itu antara lain adalah kita ingin mengedepankan toleransi satu karena itu hari libur, hari Minggu maka harus tidak boleh ada rakyat kita yang terganggu dalam melakukan ibadahnya, yang kedua karena ada car free day kita juga tidak ingin ada rakyat kita yang terganggu melakukan olahraga dalam hal car free day," kata Bamsoet di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (9/10/2019).
Untuk keamanan pelantikan sendiri menurut Bamsoet, sedang dimatangkan oleh Polisi dan TNI.
Agar pelantikan berjalan lancar, ia menghimbau kepada mahasiswa untuk tidak menggelar unjukrasa pada saat pelantikan.
Mahasiswa bisa unjukrasa satu hari setelah pelantikan.
"Kalau ada yang niat masih mau demo, saya imbau masih ada hari esok, masih ada tanggal 21 tanggal 22, dan kami di parlemen terbuka, saya yakin temen-temen di DPR terbuka dan menerima berbagai aspirasi," katanya.
Menurut Bamsoet, usulan menggeser waktu pelantikan dari pukul 10.00 WIB ke pukul 16.00 WIB sedang dibahas pimpinan MPR.
Baca: Kunjungi Beberapa Tempat di Eropa, Pangeran Harry dan Keluarga Naik Jet Pribadi Seharga Rp 259 M
Pihaknya menurut Bamsoet, telah berkoordinasi dengan protokoler istana.
"Ya jadi ini kita mau pastikan dalam rapat ini, kemarin protokol istana dan MPR sudah melakukan koordinasi teknis daripada waktu penyelenggaraan," pungkasnya.
Sejumlah Kepala Negara akan hadir
Joko Widodo akan dilantik sebagai Presiden RI untuk periode keduanya pada 20 Oktober mendatang.
Seperti pada pelantikan presiden RI sebelumnya, sejumlah kepala negara dan perwakilan diperkirakan akan datang menghadirinya.
Salah satu yang dipastikan akan hadir adalah Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
"Kita konfirmasikan kunjungan PM Morrison [ke pelantikan]," ujar juru bicara PM Morrison kepada ABC Indonesia.
Baca: Alasan MPR Undur Jam Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Menjadi Pukul 16.00 WIB
Sejak pelantikan presiden Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2004, yang dihadiri PM John Howard saat itu, perdana menteri Australia tak pernah absen untuk hadir dalam acara kenegaraan tersebut.
Kevin Rudd di tahun 2009 juga datang ke Jakarta untuk pelantikan presiden Yudhoyono untuk kedua kalinya dan Tony Abbott menghadiri pelantikan presiden Joko Widodo di tahun 2014.
Kedatangan PM Morrison ke upacara pelantikan Presiden Jokowi akan menjadi kunjungan kedua baginya ke Indonesia.
Bulan September 2018, PM Morrison yang saat itu baru saja dilantik, datang ke Jakarta untuk membahas kemitraan ekonomi komprehensif dan menyamakan kedudukan Indonesia dengan China dalam hubungan diplomatik.
Menjadi sebuah 'tradisi' juga bagi Perdana Menteri Australia yang baru terpilih untuk mendatangi Indonesia, sebagai kunjungan luar negeri pertama kalinya.
Presiden Joko Widodo sudah beberapa kali mengunjungi Australia di periode pertamanya.
Ia pertama kali berkunjung ke Australia di akhir Februari 2017 dan berkesempatan bertemu langsung dengan ribuan warga Indonesia di Sydney.
Presiden Jokowi kembali mengunjungi Australia di bulan Maret 2018 untuk menghadiri Pertemuan Khusus ASEAN-Australia dengan fokus kerjasama ekonomi dan pemberantasan terorisme.
Australia pun kembali mengundang Presiden Jokowi di awal tahun 2020 dan diharapkan dapat memberikan pidato di parlemen Australia, seperti yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Kementerian Luar Negeri RI, sejumlah pemimpin negara yang dipastikan hadir hingga saat ini adalah Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong; Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad; serta Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei.
Saat berkunjung ke New York, bulan lalu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan jika Amerika Serrkat akan mengirimkan wakilnya untuk ke upacara pelantikan, selain juga kemungkinan Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke Amerika Serikat di periode keduanya.
Wakil Presiden China, Wang Qishan juga berencana untuk menghadiri pelantikan Presiden Jokowi seperti yang dikatakan Wakil Menteri Luar Negeri, Abdurrahman Mohammad Fachir, September lalu.