MPR Minta Mahasiswa Bersikap Arif, Tidak Demo saat Pelantikan Jokowi-Maruf
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid meminta mahasiswa bijaksana untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa pada saat pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid meminta mahasiswa bijaksana untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa pada saat pelantikan Jokowi-Maruf sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada 20 Oktober 2019.
Pernyataan Jazilul tersebut merespon rencana BEM seluruh Indonesia yang akan melakukan aksi pada hari pelantikan presiden.
"Gini ya sebagai masyarakat terpelajar dan masyarakat pancasila. Hendaknya sikap itu diambil penuh hikmah dan kebijaksanaan. Bijaksana enggak ketika acara kenegaraan seperti pelantikan presiden itu, tiba tiba ada gangguan, gangguan keamanan, gangguan demo," ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (9/10/2019).
Baca: Munarman Bantah Mengetahui Peristiwa Penganiayaan Ninoy Karundeng
Baca: Ammar Zoni Pilih Langsung Kerja untuk Lupakan Kesedihan
Baca: Bagaimana Menghadapi Orang yang Punya Penyakit Tertawa Tanpa Sebab Seperti Joker?
Menurutnya, masih banyak cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasisnya selain berunjukrasa di hari pelantikan presiden. Mahasiswa juga bisa lebih toleran untuk tidak berunjukrasa di hari pelantikan.
"Pak Jokowi saja toleran, pak Jokowi saja atau presiden saja mentoleransi membuat waktu agar tidak mengganggu umat lain yang beribadah pada hari Minggu, terus masa ada acara kenegaraan diganggu, oleh kalangan terpelajar lagi, aneh menurut saya," katanya.
Jazilul yakin mahasiswa akan memikirkan ulang rencana unjukrasa pada hari pelantikan. Mahasiswa Indonesia lebih arif dan bijaksana dalam menyampaikan aspirasisnya.
"Saya yakin masyarakat Indonesia cukup dewasa, saya yakin mahasiswa Indonesia cerdas, tidak akan buat rusuh," pungkasnya.