Pelaku Penusukan Wiranto Lulus S1, Pernah Pakai Narkoba dan Judi, Pulang dari Malaysia Jadi Berubah
Dia menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di sebuah universitas ternama di Sumatera Utara.
Editor: Hasanudin Aco
"Kalau saya, jihad itu ya untuk keluarga," katanya.
Menolak Pancasila dan Pemimpin Kafir
Alex mengatakan, saat itu SA juga menyebut dirinya tidak menyukai Pancasila.
Pemimpin-pemimpin juga kafir.
Di situ dia tidak sepakat dan mengaku NKRI harga mati.
"Dia nunjukin seperti bendera, panji hitam itu."
"Menolak Pancasila, tapi saya berbeda pendapat. Saya tetap NKRI harga mati," katanya.
Di tahun 2015, dia ketemu dengan istrinya yang bercadar.
SA bersama dua orang anak perempuannya dan juga istri serta dua anak laki-lakinya tinggal sekitar dua bulan di Alfakah VI.
"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu tak tahu kemana."
"Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampai begini."
"Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.
Sebelumnya, SA ditangkap polisi setelah pada sekitar pukul 11.55 WIB, di pintu gerbang lapangan Alun-alun Menes Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten melakukan penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto.
SA menyerang Wiranto dan mengakibatkan perut Wiranto terluka.