Terduga Teroris Ayah dan Anak yang Ditangkap di Bali Ternyata Bagian dari Jaringan Abu Rara
Terduga teroris yang merupakan bapak dan anak itu juga bagian dari jaringan Abu Rara, pelaku penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Pandeglan
Editor: Dewi Agustina
TH Jaringan Abu Zee
Selain menangkap AT dan ZAI, Densus 88 juga menangkap terduga teroris lainnya, TH (20), di Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (11/10/2019).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, TH ditangkap oleh Densus 88 di rumah kontrakan orang tuanya.
TH adalah anggota kelompok media sosial yang mendukung ISIS. TH berbaiat kepada Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin ISIS, bersama kelompok Abu Zee.
TH diketahui pernah mengikuti pelatihan penyerangan (idad) di taman dan lapangan Perumahan Puri Cendana. TH diduga mengetahui rencana aksi amaliyah kelompok Abu Zee.
Baca: 10 Potret Budisatrio Djiwandono, Keponakan Prabowo Subianto, Anggota DPR, Ganteng, Lulusan Amerika
Densus 88 menyita sejumlah barang bukti dari rumah kontrakan orangtua TH.
Mereka menyita dua buah bendera, sebuah ikat kepala, dua buah topi, selembar foto pahlawan pembela Islam dan tujuh buah buku.
Ada juga tiga buah bundel catatan, delapan kertas catatan ISIS dan sebuah pisau lipat.
Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba adalah pimpinan kelompok JAD Bekasi. Abu Zee telah ditangkap oleh Densus 88 pada akhir September lalu.
Abu Zee sempat menikahkan Abu Rara dan Fitri Andriana, dua orang pelaku penyerangan Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten beberapa hari lalu.
TH diketahui membaca buku-buku soal jihad sejak masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan pada tahun 2015. TH selalu menghindar ketika ditanyai soal asal buku-buku tersebut.
Hal tersebut diutarakan oleh Yuspian (49), ayah TH, kepada Tribun Jakarta di rumahnya di Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (12/10).
Baca: Timnas Indonesia Dinilai Diuntungkan Wasit hingga Soal Pencoretan 4 Pemain
Yuspian menuturkan putra sulungnya tersebut memiliki bendera simbol afiliasi dengan ISIS dan buku-buku soal jihad sejak kelas I SMK.
"Kalau benderanya disimpan saja di lemari, tidak pernah dibawa-bawa, tapi bukunya sering dia baca," ujar Yuspian.