Terduga Teroris Ayah dan Anak yang Ditangkap di Bali Ternyata Bagian dari Jaringan Abu Rara
Terduga teroris yang merupakan bapak dan anak itu juga bagian dari jaringan Abu Rara, pelaku penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Pandeglan
Editor: Dewi Agustina
Yuspian tidak tahu apa isi buku tersebut, namun dia meminta TH tidak mempelajari buku tersebut setelah melihat sampulnya.
Yuspian takut buku itu akan membuat TH terpapar paham radikal. Bukannya menurut, TH justru membangkang.
"Waktu itu pernah saya larang, sepertinya tulisan seperti ini dilarang, tapi justru dia simpan. Kalau kita beritahu, justru lebih galak dia," tutur Yuspian.
Dia tidak tahu dari mana TH mendapatkan buku tersebut. Menurut penuturan Yuspian, TH selalu menghindar bila ditanya soal buku-buku itu.
"Bahkan hapenya tidak boleh ada yang pegang selain dia. Kalau dipegang adiknya, dia langsung marah," ujar Yuspian.
Baca: Kepala Daerah Hingga Politisi asal Kalimantan Diusulkan Jadi Menteri di Kabinet Jokowi-Maruf
Menurut Yuspian perilaku TH semakin berubah sejak ibunya meninggal dunia pada tahun 2017.
Sejak itu TH semakin rajin membaca buku yang menutur penuturan Yuspian ukurannya cukup tebal. TH juga semakin tertutup dan pendiam.
"Sejak kecil dia memang dekat dengan ibunya. Sewaktu ibunya almarhum, dia jadi aneh dan fokusnya ke buku itu. Kalau saya ngomong jangan baca buku itu, dia tidak pernah mendengarkan," tutur Yuspian.
Yuspian tidak mengetahui lokasi penangkapan putranya. Saat sejumlah anggota Densus 88 mendatangi rumahnya pada Jumat siang, mereka tidak membawa TH.
"Saya tidak tahu dia ditangkap di mana. Entah di tempat kerjanya atau di kosan karena dia mengekos bersama teman-temannya. Waktu polisi ke sini, tidak bawa Taufik," tutur Yuspian.
Polisi ditemui oleh dua anak Yuspian yang lain karena Yuspian sedang berkeliling berjualan perabotan.
Yuspian tiba di rumahnya pukul 11.00 WIB saat sejumlah petugas Densus 88 mengepung tempat tinggalnya.
Jalan Bambu Larangan yang berada di depan gang rumah Yuspian sempat steril.
Beberapa petugas Densus 88 bersenjata lengkap dan polisi berpakaian preman mengamankan area sekitar rumah kontrakan Yuspian.
Baca: Kronologi Lengkap Suami dan Selingkuhan Sewa Pembunuh Bayaran, Istri Sah Ditembak, sang Cucu Mengadu
Tim Densus 88 datang untuk mencari beberapa barang bukti keterlibatan TH dalam jaringan terorisme.
Yuspian menuturkan polisi berada di rumahnya selama satu jam, sebelum waktu salat Jumat.
"Polisi yang masuk itu berpakaian bebas ada empat orang. Mereka bawa bendera dan buku dari lemari Taufik," kata Yuspian. (zae/rin/tribun network/elg/fhd)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Terduga Teroris Ternyata Sudah Lama Tinggal di Bali, Bapak dan Anak Siapkan Teror di Pulau Dewata