Sembilan Pesan Mahasiswa yang akan Disampaikan ke Jokowi, di Antaranya Usut Tuntas Kasus Novel
Dalam aksi tersebut, massa mahasiswa membawa sembilan agenda tuntutan yang harusnya disampaikan langsung untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama BEM Nusantara, menggelar aksi di Patung Arjuna Wiwaha (Patung Kuda), Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).
Dalam aksi tersebut, massa mahasiswa membawa sembilan agenda tuntutan yang harusnya disampaikan langsung untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca: Prabowo Subianto Dipanggil ke Istana, Surya Paloh: Kalau Tidak Ada yang Oposisi, Nasdem Saja
Mahasiswa berharap tuntutan itu dapat diterima dan diwujudkan Presiden Jokowi pada periode kedua pemerintahannya.
Sembilan agenda tuntutan itu juga disarankan menjadi evaluasi Presiden Jokowi mengenai segala hal yang belum sempat dikerjakan pada periode sebelumnya.
“Ketika Presiden Jokowi mempunyai Nawacita-nya, kami juga punya sembilan Nawacita versi mahasiswa yang akan direkomendasikan, merepresentasikan permasalahan-permasalahan yang ada di bangsa kita saat ini dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia,” ujar Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia M Nurdiansyah.
Nurdiansyah menyatakan, hal pertama yang dituntut oleh mahasiswa adalah terkait ekonomi dan ketenagakerjaan di Indonesia.
Mahasiswa mendesak agar pemerintah tegas melawan mafia dan kartel ekonomi.
“Kami meminta untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan dengan mengutamakan kesejahteraan buruh, desa dan penguatan Badan Usaha Milik Negara,” ujar Nurdiansyah.
Kedua, mahasiswa juga menuntut Hukum dan pelanggaean Ham di Indonesia pada masa lalu.
Mereka juga menolak pelemahan pemberantasan korupsi dan tolak keterlibatan pelanggar HAM dalam pemerintahan.
“Mengusut tuntas kasus penyerangan Novel Baswedan dengan membentuk TGPF independen dan mendesak Presiden untuk tidak memilih aktor yang terlibat dalam pelanggaran HAM di dalam kabinet,” katanya.
Ketiga, mereka juga menuntut reformasi pendidikan untuk membentuk pendidikan yang murah, mudah diakses, demokratis dan menolak segala liberalisasi serta komersialisasi pendidikan.
“Keempat, kami menuntut terkait agraria. Kami menuntut reforma agraria sejati dengan orientasi kesejahteraan petani, keterlibatan masyarakat adat dan menolak segala jenis perampasan lahan,” ujarnya.
Kelima, mahasiswa juga menuntut agar membangun Indonesia poros maritim dunia, dengan kedaulatan di bidang sumber daya laut dan kesejahteraan nelayan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.