Relawan Jokowi Beri Masukan soal Calon Menteri, Jangan Lupakan yang Telah 'Berkeringat'
Hendrik mengatakan satu nama yang layak dipertimbangkan untuk jadi menteri Jokowi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 memberikan masukan mengenai siapa sosok calon menteri yang ideal untuk membantu kabinet pemerintahan lima tahun ke depan, 2019-2024.
"Kami para relawan sangat paham bahwa penentuan kabinet merupakan hak prerogatif Pak Jokowi sebagai Presiden. Hanya saja, kalau memang Pak Jokowi mau memilih pengusaha untuk masuk kabinet, haruslah yang loyal, dan berdedikasi," ujar Ketua Almisbat, Hendrik Dikson, kepada pers, Selasa (22/10/2019).
Hendrik mengatakan satu nama yang layak dipertimbangkan untuk jadi menteri Jokowi.
Dia menyebut nama Wahyu Sakti Trenggono atau yang akrab disapa Mas Treng.
"Mas Treng merupakan Bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf. Mas Treng enggak boleh ditinggalkan. Relawan tahu persis kerja Mas Treng," ujar Dikson.
Baca: Calon Menteri Jokowi Kabinet Kerja Jilid II DimintaTandatangan Pakta Integritas Sebelum Dilantik
Pihaknya tentu juga mengapresiasi pilihan sejumlah tokoh seperti Sri Mulyani Indrawati, Basuki Hadimuljono, Budi Karya Sumadi, dan nama-nama lain sebagai calon menteri Jokowi.
"Tapi lagi-lagi, objektifitas itu penting. Kehati-hatian memilih menteri juga suatu keniscayaan," kata Dikson.
Sementara itu, Ketua Kornas Jokowi, Havid Permana mengatakan relawan berharap penyusunan kabinet dilakukan secara objektif.
"Figur-figur yang nantinya menjadi pembantu presiden di kabinet, sepatutnya benar-benar memiliki kualitas, kompotensi, integritas mumpuni," kata dia.
Selain itu, pihaknya berharap mereka yang sudah 'berkeringat' dan berjuang di lapangan selama 5 tahun pemerintahan pertama Presiden Jokowi ikut dipertimbangkan.
"Kemenangan yang diraih Pak Jokowi bersama Kiai Ma'ruf Amin saat Pilpres 2019, hasil dari kerja keras bersama," katanya.
Menurut Havid, tidak mudah bagi partai politik, relawan, termasuk pendukung Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf menarik suara rakyat.
"Sebab terpaan hoax, ujaran kebencian, fitnah sangat masih terjadi selama kampanye Pilpres 2019," kata Havid.