Tetap di Luar Pemerintahan, PAN Siap Kritisi Kinerja Menteri
Di sisi lain, ia turut menegaskan siap mengkritik kinerja para menteri tersebut apabila memang tak sesuai harapan.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo, menegaskan partainya akan berada di luar pemerintah saat ini dan siap mengawalnya.
Ia mengatakan pihaknya akan mempersilahkan menteri di Kabinet Indonesia Maju untuk menunjukkan kinerjanya terlebih dahulu, seperti pernyataan Amien Rais.
"Sikap PAN tetap di luar pemerintahan, melakukan checks and balances. Seperti disampaikan pak Amien, agar fair dan obyektif PAN mempersilahkan kabinet menunjukkan kinerjanya. Bisa tidak pemerintah mewujudkan janji-janji kampanye Presiden Jokowi," ujar Drajad, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (29/10/2019).
Di sisi lain, ia turut menegaskan siap mengkritik kinerja para menteri tersebut apabila memang tak sesuai harapan.
Drajad pun mencontohkan beberapa 'muka lama' yang masih bertahan di Kabinet Indonesia Maju yang kinerja mereka dinilainya belum sesuai harapan.
"Meski memang ada beberapa menteri lama yang patut dikritik karena kinerjanya jauh dari harapan. Contohnya Menkeu," kata dia.
Baca: Pertengahan November, Para Menteri Dapat Mobil Dinas Baru
Menurutnya, kinerja penerimaan pajak hingga Oktober 2019 ini sangat jauh dari harapan, dimana kurang dari 63% target APBN per 28 Oktober kemarin.
"Kita sudah bosan mendengar berbagai alasan yang klise. Karena ekonomi global lah, karena ini itu lah. Faktanya, kinerja penerimaan pajak sering tidak mencapai target. Nah yang seperti ini akan terus kita kritisi," kata dia.
Selain itu, ada pula beberapa Menteri dan Wakil Menteri (Wamen) yang disebutnya memiliki rekam jejaknya meragukan. "Apakah dia bisa memimpin Kementerian dengan baik? Tapi agar fair, kita tunggu 100 hari dan juga 6 bulan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengaku masih menahan diri untuk melontarkan kritik terhadap kabinet Presiden Joko Widodo jilid II atau Kabinet Indonesia Maju.
"Jadi sementara ini saya masih menahan diri, karena saya harus fair, harus sportif. Berikan dulu waktu untuk konsolidasi dan lain-lain. Kalau ternyata sudah enam bulan 'jebulnya' tidak bisa apa-apa, nanti kita buat perhitungan," kata Amien setelah menjadi pembicara dalam kajian dengan tema "Islam dan Komunis (bahaya laten komunis)" di Masjid Jami' Karangkajen, Yogyakarta, Minggu (27/10/2019) malam.
Menurut Amien, Kabinet Indonesia Maju tidak perlu buru-buru dikritik. Kabinet yang baru dibentuk Presiden Joko Widodo itu perlu diberi waktu untuk merealisasikan cita-cita yang dijanjikan enam bulan hingga satu tahun ke depan.
"Jangan belum apa-apa ini (dianggap) kabinet yang tidak profesional, kabinet karut-marut, kabinet yang membuat banyak problem tidak nendang, dan lain-lain," kata dia.
Namun, apabila setelah batas waktu tersebut kabinet Jokow-Ma'ruf tidak kunjung menunjukkan mutu sesuai cita-cita yang dijanjikan, mereka perlu dikritik.
Kalau jelas tidak bermutu tidak sesuai cita-cita yang dijanjikan maka mengapa tidak lantas kita mengambil peran yang lebih nyata lagi supaya 'dijewer' kalau sampai tidak 'deliver'. Tidak 'deliver' artinya tidak melaksanakan janji-janjinya itu," kata Amien.
Sementara itu, terkait masuknya Prabowo Subianto dalam Kabinet Indonesia Maju, Amien mengaku tidak merestui juga tidak menentangnya. Adapun Prabowo kini menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju
"Kalau saya bapaknya Prabowo, saya merestui. Saya enggak merestui, tidak menolak, tidak melawan juga," kata Amien.