Soroti Prabowo Masuk Kabinet, Miing: Berseteru Dulu, Baru Indah di Belakangnya
"Kalau semuanya harus kesana, kenapa harus ada Pemilu?" kata Miing. Ia mengungkapkan partisipasi masyarakat pada Pemilu 2024 akan menurun.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM – Mantan anggota DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN), Dedi Gumelar atau yang akrab disapa Miing, menyoroti bergabungnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke kabinet Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau semuanya harus kesana (ke Kabinet,-Red), kenapa harus ada Pemilu?" kata Miing dalam acara Indonesia Lawyers Club yang disiarkan TvOne pada Minggu (27/10/2019).
Menurut Miing, masuknya Prabowo ke kabinet diperkirakan bakal menaikkan tingkat golongan putih (Golput) di Pemilu 2024.
“84% masyarakat datang ke TPS karena menginginkan adanya perubahan, tapi kalangan atas malah begitu,” ungkapnya.
Baca: Lewat Twitter, Jubir Bilang Prabowo Tak Ambil Gaji Menteri Sebesar Rp 18,6 Juta
Menurutnya, demokrasi di Indonesia baru berbicara tentang menang dan kalah, sedikit dan banyak, bukan berbicara tentang nilai tambah terhadap perubahan yang ada.
“Satu bangsa tidak dinilai dari bagaimana cara memperlakukan elite di atas, tapi dari kalangan bawahnya,” tambahnya mengutip kata-kata Nelson Mandela.
Apa yang dilakukan Prabowo saat ini, lanjut Miing, hanya dinikmati kalangan atas.
Sementara di akar rumput, tidak ikut menikmati dampak dari bergabungnya Prabowo ke Kabinet.
Mengingat rivalitas Prabowo dan Jokowi dalam Pilpres lalu menimbulkan perseteruan di tingkat bawah.
“Yang sepiring berdua hanya diatas, yang d ibawah masih sepiring masing-masing,” kata Dedi Gumelar.
Sebagaimana diketahui, Prabowo yang sebelumnya merupakan lawan politik Jokowi sejak 2014, ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pertahanan.
Profil Miing
Tubagus Dedi Suwendi Gumelar atau Miing adalah mantan anggota DPR periode 2009-2014 dari PDI-P asal Provinsi Banten.
Miing merupakan komedian berdarah sunda yang menjadi pendiri grup komedi Bagito.
Baca: Prabowo Subianto Diizinkan Bahkan Diundang ke Amerika Serikat setelah Jadi Menhan