Menteri Diminta Tangkal Radikalisme, Rocky Gerung: Kehidupan Kabinet Ini Dimulai dengan Kecemasan
Penempatan purnawirawan dalam Kabinet Jokowi disinyalir kuat untuk mencegah atau mengurangi bahaya radikalisme yang dianggap mengancam keutuhan NKRI.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Ifa Nabila
Peneliti Senior LIPI Syamsuddin Haris menuturkan, ancaman radikalisme itu sesuatu yang nyata.
"Ada Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang afiliasi ke Islam Irak dan Syam (ISIS), ada pemboman ada penusukan," tutur Haris dalam tayangan yang diunggah kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (31/10/2019).
"Cuma jangan pula ini digembar-gemborkan seolah-olah bangsa ini mau mati akibat radikalisme," kata Haris.
Haris menambahkan, ketahanan bangsa Indonesia dengan pengalaman sekian puluh tahun patut disyukuri.
Oleh sebab itu, menurut Haris narasi mengenai radikalisme seolah-olah menjadi ancaman utama, padahal sebenarnya ancaman utama bangsa adalah ekonomi.
Haris menjelaskan, radikalisme tidak perlu menjadi narasi yang dibesar-besarkan.
Sebab, menurutnya bangsa Indonesia mesti menghadapi resesi ekonomi, persaingan dagang dan lain sebagainya yang sudah nyata di depan mata lima tahun kedepan.
Haris menuturkan, stabilitas bangsa stabil, hanya saja banyak kegaduhan yang tengah terjadi di negara Indonesia, salah satunya adalah isu mengenai radikalisme.
Berikut daftar purnawirawan di Kabinet Indonesia Maju:
1. Letjen TNI Purnawirawan (Purn) Prabowo Subianto
2. Letjen TNI (Purn) Terawan Agus Putranto
3. Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi
4. Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan
5. Jenderal TNI (Purn) Moeldoko
6. Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian
(Tribunnews/Nanda Lusiana Saputri)