Menteri Diminta Tangkal Radikalisme, Rocky Gerung: Kehidupan Kabinet Ini Dimulai dengan Kecemasan
Penempatan purnawirawan dalam Kabinet Jokowi disinyalir kuat untuk mencegah atau mengurangi bahaya radikalisme yang dianggap mengancam keutuhan NKRI.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Penempatan purnawirawan dalam Kabinet Indonesia Maju disinyalir kuat untuk mencegah atau mengurangi bahaya radikalisme yang dianggap mengancam keutuhan NKRI.
Beberapa pos menteri pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditempati oleh purnawirawan, lima dari tentara dan satu dari polri.
Pengamat Politik Rocky Gerung, menuturkan seluruh kehidupan awal dari Kabinet Indonesia Maju dimulai dengan menebar kecemasan.
Hal tersebut diungkapkan Rocky dalam tayangan 'ROSI' unggahan kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (31/10/2019).
"Seluruh kehidupan awal dari kabinet ini dimulai dengan menebar kecemasan, contohnya pernyataan 30 persen mahasiswa Indonesia terpapar radikalisme," tutur Rocky.
Menurut Rocky, ide tentang radikalisme tersebut sebenarnya bisa dibatalkan oleh ide kritisisme.
"Kalau pemerintah hendak mencegah radikalisme, kasih pikiran kritis, dengan berdebat pikiran akan menjadi lebih terbuka," ujar Rocky.
Rocky menambahkan, pemerintah telah gagal untuk menghasilkan keadilan dan kesejahteraan sehingga mulai membuat narasi besar mengenai radikalisme.
Hal berbeda disampaikan oleh Pegiat Media Sosial Eko Kuntadhi, menurutnya soal isu radikalisme memang harus dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi lima tahun kedepan.
"Ini memang harus dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan," tutur Eko.
Eko menambahkan, Jokowi ingin meletakkan dasar-dasar supaya radikalisme tidak lagi menjadi ancaman besar di Indonesia.
Eko Menuturkan, anak-anak muda harus masuk ke perekonomian dengan investasi.
"Investasi ini butuh stabilitas politik, salah satu yang bikin problem politik tidak stabil adalah ide-ide tentang negara Islam dan khilafah, ini harus diselesaikan supaya dapat membangun ekonomi secara sehat," ujar Eko.
Soal Pemilihan Menteri untuk Cegah Radikalisme
Peneliti Senior LIPI Syamsuddin Haris menuturkan, ancaman radikalisme itu sesuatu yang nyata.
"Ada Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang afiliasi ke Islam Irak dan Syam (ISIS), ada pemboman ada penusukan," tutur Haris dalam tayangan yang diunggah kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (31/10/2019).
"Cuma jangan pula ini digembar-gemborkan seolah-olah bangsa ini mau mati akibat radikalisme," kata Haris.
Haris menambahkan, ketahanan bangsa Indonesia dengan pengalaman sekian puluh tahun patut disyukuri.
Oleh sebab itu, menurut Haris narasi mengenai radikalisme seolah-olah menjadi ancaman utama, padahal sebenarnya ancaman utama bangsa adalah ekonomi.
Haris menjelaskan, radikalisme tidak perlu menjadi narasi yang dibesar-besarkan.
Sebab, menurutnya bangsa Indonesia mesti menghadapi resesi ekonomi, persaingan dagang dan lain sebagainya yang sudah nyata di depan mata lima tahun kedepan.
Haris menuturkan, stabilitas bangsa stabil, hanya saja banyak kegaduhan yang tengah terjadi di negara Indonesia, salah satunya adalah isu mengenai radikalisme.
Berikut daftar purnawirawan di Kabinet Indonesia Maju:
1. Letjen TNI Purnawirawan (Purn) Prabowo Subianto
2. Letjen TNI (Purn) Terawan Agus Putranto
3. Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi
4. Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan
5. Jenderal TNI (Purn) Moeldoko
6. Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian
(Tribunnews/Nanda Lusiana Saputri)