Sosok Sekretaris Daerah Memegang Kunci Pemerintahan
Menurut dia, Sekda harus dapat memahami apa keinginan daerah sekaligus apa keinginan masyarakat.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Posisi Sekretaris Daerah (Sekda) memegang peranan penting dalam penyelenggaraan suatu pemerintahan daerah. Untuk itu, Sekda idealnya dapat meyakinkan gubernur soal kebijakan yang akan dikeluarkan.
"Bagaimana mampu meyakinkan gubernur kebijakan tidak berakibat fatal dengan masyarakat dan berakibat fatal secara politik. Sehingga gubernur tidak salah arah dalam mengambil keputusan, apalagi ketika politik interes sangat tinggi," kata pengamat politik, Asrin, Jumat (1/11/2019).
Menurut dia, Sekda harus dapat memahami apa keinginan daerah sekaligus apa keinginan masyarakat.
Selain itu, kata dia, peran profesionalitas Sekda dipertaruhkan, karena terkadang, kepentingan daerah dipengaruhi kepentingan politis, sehingga berdampak pada masyarakat.
"Jika Sekda hanya sebagai tukang ketik, maka bangkrut negara ini. Pemda ini bangkrut. Kita berharap Sekda ke depan cerah dan bisa memberikan pertimbangan pada gubernur," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Pemuda Islam Indonesia, Karman BM, mengatakan posisi Sekda pada suatu titik akan mengalami dilema.
Pada satu sisi, dia menilai, Sekda harus pasang badan ketika gubernur dikritik, di sini lain Sekda "tidak boleh" lebih pintar dari gubernur, khususnya saat di pemerintah pusat.
"Sekda di waktu tertentu tidak boleh lebih pintar dari pimpinan, tetapi ketika gubernur dikritik yang pasang badan adalah Sekda," kata dia.
Dia menambahkan sekda juga harus siap menjadi pengawal bagi gubernur ketika mendapat respon negatif terhadap kinerjanya.
"Sekda harus mampu merespon dinamika di luar sebelum masuk ke Pemprov. Kemudian bisa menjadi bodyguard untuk gubernur," tambahnya.
Untuk diketahui, Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 kembali menggelar diskusi kamisan membahas calon Sekda NTB. Kali ini, diskusi kedua tersebut bertajuk "Pendapat Publik untuk Sekda NTB Idola."
Diskusi yang digelar di De-Lima Cafe Kota Mataram pada Kamis malam, (31/10) bekerjasama dengan Lombok Global Institute (Logis).
Sebelumnya, hasil seleksi calon Sekda telah berhasil menjaring tiga nama yang telah diserahkan pada Gubernur NTB. Namun, Gubernur enggan membuka tiga nama tersebut.
Lima nama calon Sekda yang sebelumnya ikut berkompetisi masing-masing adalah Asisten Setda NTB, Dra. Hj. Baiq Eva Nurcahyaningsih, M. Si, Kepala Distanbun NTB, Ir. H Husnul Fauzi, M. Si, Kepala Bappenda NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M. Si, Kepala DPMPTSP NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si dan Asisten II Setda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M.TP.
Diskusi itu bertujuan menyumbang saran untuk calon Sekda NTB ke depan. Adapun yang menjadi pembicara, yaitu mantan Sekda NTB, HM Nur, Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto, Akademisi, Wildan, Akademisi sekaligus Pengamat Politik Universitas Mataram, Asrin, dan akademisi sekaligus Pengamat Politik Universitas Mataram, Asrin.