Prabowo Dipilih Jokowi Jadi Menhan Dinilai Berdampak Positif, Pengamat: Saya Kaget Kok Internet Sepi
Dipilihnya Prabowo sebagai Menhan Jokowi masih menimbulkan kekecewaan dari masing-masing pendukung.
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Posisi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di dalam kabinet Presiden dan Wapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dinilai berdampak positif.
Meski sebagian masyarakat ada yang kecewa dengan keputusan Jokowi memlih Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie mengatakan, susunan Kabinet Indonesia Maju ini penuh kejutan, termasuk soal masuknya Prabowo.
Masuknya Prabowo ke dalam susunan kabinet merupakan kejutan yang paling menarik perhatian.
Ia sempat terkejut lantaran pemilihan Prabowo sebagai Menhan ternyata tidak terlalu menghebohkan internet atau dunia maya.
Hal ini, menurut dia, menunjukkan sinyal persatuan yang cukup kuat di kabinet.
"Bergabungnya Pak Prabowo yang didahului dengan pertemuan dengan Presiden Jokowi di MRT, kemudian Pak Edhy Prabowo (politikus Gerindra) diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Jadi ada dua Prabowo, ini menandakan sinyal persatuan, " ujar Jerry dalam diskusi bertajuk Sinyal Persatuan di Balik Kabinet yang Bikin Kaget' di Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2019).
Akan tetapi, kata Jerry, masih ada sinyal ketidaksukaan dari pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin yang kecewa.
Hal senada, dari kubu pendukung Prabowo pun dinilai masih banyak yang kecewa.
Kondisi seperti ini menimbulkan bias-bias politik di antara kedua belah pihak.
"Dari sisi Jokowi misalnya yang sudah mengeluarkan budget habis-habisan, mereka sakit hati. Begitu juga sebaliknya dari kelompok Pendukung Pak Prabowo juga banyak yang bilang, 'Kenapa sih mesti gabung Jokowi? '. Sepertinya yang positif dan negatif tidak bisa bertemu," tutur Jerry.
Jerry menilai, kondisi ini tidak akan membawa dampak positif dalam jangka panjang.
Sebab, serangan kepada pemerintah dari pihak-pihak yang kecewa dan menyerang Jokowi atau Prabowo dinilainya tidak akan mendapat keuntungan.
"Kenapa kita serang sementara mereka sudah bersatu. Kita yang rugi, kan. Sudah tutup saja lembaran pilpres. Mari kita buka lembaran baru, ya Indonesia Maju itu. Setidaknya untuk lima tahun mendatang," ucapnya.