Abdurrahman Suhaimi: Jika Pak Anies Baswedan Tidak Penuhi Janjinya, Berarti TGUPP Tidak Bekerja
Abdurrahman Suhaimi mengatakan mengukur kinerja TGUPP dapat dilihat dari keberhasilan Gubernur dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi PKS, Abdurrahman Suhaimi mengatakan mengukur kinerja Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dilihat dari keberhasilan Anies Baswedan selama memimpin.
Hal tersebut diungkapkan dalam acara 'Mata Najwa' yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (6/11/2019).
Suhaimi menjelaskan dengan adanya TGUPP, maka segala keperluannya dianggarkan dari APBD DKI Jakarta.
Hal tersebut agar masyarakat dapat ikut mengevaluasi.
Suhaimi juga menjelaskan pendapatnya mengenai cara mengukur kinerja TGUPP.
Menurutnya, jika gubernur berhasil maka TGUPP berhasil.
Namun, jika gubernur tidak merealisasikan janji-janjinya maka TGUPP dinilai tidak bekerja.
"Pertama gini, TGUPP itu secara aturan kan tidak dilarang, artinya benar keberadaannya. Dan saya setuju jika TGUPP dianggarkan dari APBD, supaya masyarakat juga bisa mengevaluasi," terang Suhaimi.
"Ukuran kinerjanya apa? Kalau saya melihat ukurannya adalah Pak Gubernur."
"Karena ini melekat ke Pak Gubernur, kalau Pak Gubernur berhasil berarti TGUPP berhasil. Kalau Pak Gubernur tidak memenuhi janji-janjinya berarti TGUPP tidak bekerja. Itu ukurannya di situ."
Awalnya, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, William Aditya Sarana, mengkritik TGUPP yang setiap tahun anggarannya terus bertambah namun tidak dengan kinerjanya.
William mengatakan setiap tahun terdapat peningkatan anggaran dan juga peningkatan jumlah personel TGUPP.
Namun William mengaku tidak melihat peningkatan kinerja TGUPP.
Karena TGUPP dianggap lalai dalam menyisir anggaran yang menjadi polemik akhir-akhir ini.
"Jadi begini, tiap tahun itu ada peningkatan anggaran dan peningkatan jumlah personel di TGUPP. Tapi saya tidak melihat peningkatan kinerjanya," kata William.
"Jadi anggarannya naik tapi kinerjanya enggak naik. Kenapa soal nyisir anggaran saja ada yang lolos seperti ini. Apalagi nyisirnya bulan Oktober lagi," tambahnya.
Dalam acara tersebut, peningkatan anggaran TGUPP dari tahun 2016 hingga 2020 yang bersumber dari APBD DKI Jakarta juga dipaparkan.
Pada tahun 2016, anggaran sebesar Rp 479 juta dan pada tahun 2017 sebesar Rp 1,07 miliar.
Sedangkan pada tahun 2018, penambahan anggaran TGUPP melesat jauh menjadi Rp 16,2 miliar.
Tahun ini, anggaran TGUPP sebesar Rp 18,99 miliar dan rancangan anggaran TGUPP untuk tahun 2020 sebesar Rp 19,8 miliar.
William mengatakan kinerja dari TGUPP tidak dapat diukur bagaimana mengevaluasi kinerja tim tersebut.
"Jadi gini, transparansi itu tidak menghilangkan temuan, pasti ada temuan. Tapi transparansi itu meminimalisir temuan-temuan tersebut," ujar William.
"Sudah transparan saja masih ada temuan, apalagi di ruang gelap. Publik makin marah."
"Kinerja TGUPP ini bahkan tidak bisa diukur kalau menurut saya. Kami komisi A ini tidak bisa memanggil TGUPP, jadi kami benar-benar kebingungan, bagaimana kami bisa mengevaluasi kinerja TGUPP."
"Kalau mau meningkatkan anggaran, tingkatkan juga kinerjanya. Jadi kalau mau ningkatin anggaran, kinerjanya juga naikin. Jadi kami bener-bener fair aja."
Menjawab kritikan tersebut, Ketua TGUPP, Amin Subekti menjelaskan seseorang akan dapat mengukur kinerja jika mengerti apa yang dikerjakan.
Menurutnya, kinerja TGUPP dapat diketahui dengan contoh seperti pengembangan transportasi umum yang menyebabkan naiknya jumlah pengguna hingga trotoar Jakarta yang sudah berubah.
"Satu soal kinerja, tadi yang dikatakan orang itu bisa mengukur kinerja kan sebenernya kalau tau apa yang dikerjakan," jelas Amin Subekti.
"Tadi saya menjelaskan tentang peran saya, peran kami sebagai asisten pelatih kepala. Kinerja kita diukur dari mana? Kinerja kita diukur dari gol-gol yg terjadi."
"Apa itu gol yg terjadi? lihat program-program yang sudah kita jalankan, bagaimana pengembangan kita soal di transport, bagaimana dari dua tahun lalu sampai dengan sekarang pengguna jumlah public transport apa yang terjadi? Bagaimana kemudian kita meningkatkan cakupan air, kita sudah mulai tata."
Amin Subekti juga menjelaskan kinerja dapat diukur dari nasihat yang diberikan kepada Gubernur dan kemudian dapat melihat hasil nyatanya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.